Sunday, July 7, 2019

Cerita Sex Aku Jadi Korban Rayuan Adik Suamiku

Cerita Sex Aku Jadi Korban Rayuan Adik Suamiku

 


Nama saya Ria. Saya sedang bingung sekali saat ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Karenanya saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman hidup saya yang baru saya hadapi baru-baru ini.

Saya berumur 27 tahun. Saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak satu. Saya menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko adalah suami yang baik. Kami hidup berkecukupan. Niko adalah seorang pengusaha yang sedang meniti karir.
Karena kesibukannya, dia sering pergi keluar kota. Dia kasihan kepada saya yang tinggal sendiri dirumah bersama anak saya yang berusia 2 tahun. Karenanya ia lantas mengajak adiknya yang termuda bernama Dodi yang berusia 23 tahun untuk tinggal bersama kami. Dodi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga saya bahagia, hingga peristiwa terakhir yang saya alami.
Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut saya normal saja. Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, saya dari keluarga yang kolot. Memang di SMA saya mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja. Saya tidak tahu apa yang dinamakan orgasme.
Saya memang menikmati seks. Saat kami melakukannya saya merasakan nikmat. Tetapi tidak berlangsung lama. Suami saya mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit. Kemudian kami berbaring saja. Selama ini saya sangka itulah seks. Bahkan sampai anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki-laki yang lucu.
Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya saya yang membersihkan semua rumah dibantu oleh Dodi. Dodi adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganteng dari suami saya. Suatu ketika saat saya membersihkan kamar Dodi, tidak sengaja saya melihat buku Penthouse miliknya. Saya terkejut mengetahui bahwa Dodi yang saya kira alim ternyata menyenangi membaca majalah ‘begituan’.
Lebih terkejut lagi ketika saya membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman seks seseorang. Saya seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik.
Saya tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ bagian yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada mereka. Sejak saat itu, saya sering secara diam-diam masuk ke kamar Dodi  untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.

Suatu ketika saat saya sibuk membaca majalah itu, tidak saya sadari Dodi datang ke kamar. Ia kemudian menyapa saya. Saya malu setengah mati. Saya salting dibuatnya. Tapi Dodi tampak tenang saja. Ketika saya keluar dari kamar ia mengikuti saya.
Saya duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping saya. Ia memberikan satu gelas kepada saya. Saya heran, saya tidak menyadari bahwa saya sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak saya berbicara tentang seks. Saya malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum saya ketahui.
Tanpa disadari ia telah membuat saya merasa aneh. Excited saya rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh saya. Saya berusaha menolak. Saya berkata bahwa saya adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.
Ia kemudian mencium bagian kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster saya, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam saya. Ia lalu melakukan oral seks pada saya. Saya masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan saya. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan saya. Saya hanya bisa diam. Saya ingin meronta, tapi saya merasakan hal yang sangat lain.
Tidak lama saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya alami seumur hidup saya. Saya mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan saya. Tetapi kemudian anak saya menangis, saya meronta dan memaksa ingin melihat keadaan anak saya. Barulah ia melepaskan pegangannya. Saya berlari menemui anak saya dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.
Ketika saya kembali dia hanya tersenyum. Saya tidak tahu harus bagaimana. Ingin saya menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa saya pada awalnya. Tetapi niat itu saya urungkan. Toh ia tidak memperkosa saya. Saya lalu duduk di sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama saya berdiam diri.
Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa saya adalah seorang wanita baru. Ya, saya memang merasakan bahwa saya seakan-akan wanita baru saat itu. Perasaan saya bahagia bila tidak mengingat suami saya. Ia katakan bahwa perasaan yang saya alami adalah orgasme. Saya baru menyadari betapa saya telah sangat kehilangan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami saya.
Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami saya pergi keluar kota lagi dan anak saya sedang tidur. Saya akui saya mulai merasa bersalah karena sekarang saya sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbuat hal yang lain.
Saya duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belajar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Saya lalu mencari akal supaya dapat berbicara dengannya. Saya kemudian memutuskan untuk mengantarkan minuman kedalam kamar.
Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Saya katakan supaya dia jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas meja belajarnya. Ketika saya permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak saya ngobrol. Saya duduk ditempat tidur lalu mulai berbicara dengannya.
Tidak saya sadari mungkin karena saya lelah seharian, saya sambil berbicara lantas merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang tangannya memegang tangan saya sambil bicara. Saat itu pikiran saya mulai melayang teringat kejadian beberapa hari yang lalu.
Melihat saya terdiam dia mulai menciumi tangan saya. Saat saya sadar, tangannya telah berada pada kedua belah paha saya, sementara kepalanya tenggelam diantara selangkangan saya. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini saya tidak melawan sama sekali. Saya menutup mata dan menikmati momen tersebut.
Nafas saya semakin memburu saat saya merasakan bahwa saya mendekati klimaks. Tiba-tiba saya merasakan kepalanya terangkat. Saya membuka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata saya terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenakan bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat saya menutup mata tadi.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan saya hanya menganga saja seperti orang bodoh. Saya lihat ia sudah tegang. Oh, betapa saya ingin semua berakhir nikmat seperti minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan saya sementara tubuhnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh saya.
Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster saya. Saya telanjang bulat kini kecuali bra saya. Tangan kirinya meremasi buah dada saya. Saya mengerang sakit. Tangan saya mendorong tangannya, saya katakan apa sih maunya. Dia hanya tersenyum.
Saya mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya mengatakan bahwa saya tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat saya membuka kutang saya, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa. Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh saya kembali dan mulai mengisapi puting susu saya sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan saya dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan saya.
Selama kehidupan perkawinan saya dengan Niko, ia tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka, mulai, keluar, selesai. Saya merasakan diri saya bagaikan mutiara dihadapan Dodi.
Kemudian Dodi mulai mencium bibir saya. Saya balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh saya terasa panas sekarang. Kemudian saya rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan saya, saya bantu ia menemukannya. Ketika semua sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan bersemangat.
Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada saya. Saya hanya bisa memejamkan mata saya. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan saya pada lehernya. Saya membuka mata saya. Ia menatap mata saya dengan sejuta arti. Kali ini saya tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin karena gemas melihat saya, bibirnya lantas kembali memagut.
Oh, saya merasakan waktunya telah tiba. Kedua tangan saya menarik tubuhnya agar lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi saya saat itu. Ini dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, saya mengerang pelan. Kemudian saya mendengar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan saya merasakan kemaluan saya dipenuhi cairan hangat.
Sejak saat itu, saya dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami saya pergi keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah mengalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, saya selalu memaksanya untuk melakukan oral seks kepada saya. Tanpa itu, saya tidak dapat hidup lagi. Saya benar-benar memerlukannya.
Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, dia tetap bersedia melakukan oral seks kepada saya. Saya benar-benar merasa sangat dihargai olehnya.
Ceritanya dulu suami saya Niko punya komputer. Kemudian oleh Dodi disarankan agar berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami saya setuju saja. Pernah Dodi melihat saya memandangi Niko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada saya, apa saya kepingin tahu.
Niko yang mendengar lalu menyuruh Dodi untuk mengajari saya menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama saya suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi saya mulai bosan karena saya kurang mengerti mau ngapain lagi.
Saat itulah Dodi lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pertama kali baca saya terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. Tetapi waktu saya tidak terlalu banyak. Saya harus mengurus anak saya. Dia baru dua tahun. Saya sayang sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur saya walaupun dalam keadaan sedih.
Saya tidak mengerti program ini. Hanya Dodi ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi saya tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin saya sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah sama saya. Saya hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya saya benar-benar sudah terjerumus. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.
Kini saya bagaikan memiliki dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Saya tahu suami saya sangat mencintai saya. Saya juga sangat mencintai suami saya. Tetapi saya tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Dodi kepada saya.
Suami saya tidak pernah curiga sebab Dodi tidak berubah saat suami saya ada di rumah. Tetapi bila Niko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya sebagaimana istrinya. Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Saya menolak dengan keras. Biar bagaimana saya akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana saya dan Niko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.

Saya katakan dengan tegas kepada Dodi bahwa dia harus menuruti saya. Dia hanya mengangguk saja. Saya merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah saya. Saya tidak pernah menyadari bahwa saya salah. Benar-benar salah.
Suatu kali saya disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Saya benar benar terkejut. Saya tidak dapat membayangkan apa yang harus saya lakukan atas ‘alat’nya. Saya menolak, tetapi dia terus memaksa saya. Karena saya tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.
Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat saya menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada saya. Saya bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada saya terlebih dahulu.
Saya tolak, karena saya pikir dia tidak serius. Saya berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana saya menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan saya. Saya bingung sekali. Saya membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi saya, seks merupakan alat yang dapat membantu saya menghilangkan beban pikiran.
Selama beberapa hari saya merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada saya. Tetapi setiap kali saya berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berusaha semampu saya untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.
Saya bingung, apa saya tidak cukup menarik. Wajah saya menurut saya cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria saya yang berusaha mencuri perhatian saya. Teman wanita saya bilang bibir saya sensual sekali. Saya tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang saya tahu saya tidak ambil pusing untuk hal-hal seperti itu.
Saya tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua saya kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Saya orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman. Mungkin hal ini yang (menurut saya pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati saya.
Sesudah melahirkan, saya tetap melanjutkan aktivitas senam saya. Dari sejak masa kuliah saya senang senam. Saya tahu saya memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit saya putih bersih, sebab ibu saya mengajarkan bagaimana cara merawat diri.
Bila saya berjalan dengan suami saya, selalu saja pria melirik kearah saya. Suami saya pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki saya. Saya juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Niko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat saya sukai darinya. Saya tidak hanya melihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.
Tetapi Dodi sendiri menurut saya sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Dodi selain ganteng juga pintar menurut saya. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.
Saya merasa saya ditinggalkan. Dodi tidak pernah mengajak saya untuk melakukan hubungan seks lagi. Dia sekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya. Saya kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak saya yang paling kecil yang dapat menghibur.
Hingga suatu saat saya tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Dodi masuk ke kamarnya setelah menonton film, saya mengikutinya dari belakang. Saya katakan ada yang perlu saya bicarakan. Anak saya sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya. Saya bilang saya bersedia melakukannya hanya saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat.
Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring. Dia katakan bahwa saya harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, saya lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah saya menyentuhnya. Kemudian saya disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah saya.
Dengan bantuan tangan saya, saya jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, saya disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral seks kepada saya, kenapa saya harus dituntut melakukan hal yang lebih.
Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebenarnya saya juga sudah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse miliknya, saya hanya berusaha menghindar sebab saya merasa hal ini sangatlah tidak higienis.
Karena khawatir saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya menuruti kemauannya. Kemudian saya disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut saya, bukan pada liang senggama saya.
Selama beberapa menit saya melakukan hal itu. Saya perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang saya bayangkan. Dulu saya membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.
Tangannya mendorong kepala saya untuk naik turun semakin cepat. Saya dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan saya bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, saya tahu bahwa dia akan klimaks, saya berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut saya, tetapi tangannya menekan dengan keras. Saya panik. Tidak lama mulut saya merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, saya telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.
Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala saya. Saya sebenarnya kesal karena saya merasa dipaksa. Tetapi saya diam saja. Saya takut kalau dia marah, semua usaha saya menjadi sia-sia saja. Saya bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa saya memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi saya harus hajar dia.
Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat saya tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada saya hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Saya orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.
Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya saya jadi tidak ambil pusing lagi.
Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk saya. Saya tanya apa isinya. Baju katanya. Saya gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada saya. Saat saya buka, saya terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak tahu apa namanya, tapi saya tidak bisa membayangkan untuk memakainya.

Dia tertawa melihat saya kebingungan. Saya tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa saya akan terlihat sangat cantik dengan itu. Saya bilang “No way”. Saya tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ’seragam’ saya setiap saya akan bercinta dengannya.
Karena saya pikir toh hanya dia yang melihat, saya mengalah. Memang benar, saat saya memakainya, saya terlihat sangat seksi. Saya bahkan juga merasa sangat seksi. Saya menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga saya menggunakan pakaian jeans di luar selama saya melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh di luar dugaan saya. Saya menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.
Saya sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat saya melucuti pakaian saya satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh saya dengan sorot mata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.
Sejak saat itu, saya lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Saya tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang saya tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan saya mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (saya dan Niko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak. Karenanya, pakaian ini saya taruh di dalam lemari Dodi.
Dia tidak keberatan selama saya bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kecantikan saya bagai bidadari turun dari langit. Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit saya sehingga lebih membangkitkan selera.
Saya mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Dodi kepada saya. Saya merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin saya menunjukkan apa yang telah saya ketahui kepada suami saya. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang saya cintai. Tetapi saya takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan saya dan Dodi.
Saya tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, saya sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah saya capai sekarang ini.
Suatu ketika, Dodi pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Dodi memperkenalkan temannya kepada saya yang ternyata bernama Bari.
Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Saya diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang sering main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku. Saya mulai menganggap Bari sebagai teman.
Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan dengan saat dimana Niko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika saya menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Saya menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya.
Ketika saya dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan saya untuk mencicipinya. Sebenarnya saya menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya saya coba walaupun sedikit. Benar, saya hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama saya mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, saya merasa sangat seksi.
Karena saya mulai tidak kuat untuk membuka mata, Dodi lantas menyarankan agar saya pergi tidur saja. Saya menurut. Dodi lalu menggendong saya ke kamar tidur. Saya heran kenapa saya tidak merasa malu digendong oleh Dodi dihadapan Bari. Padahal Bari sudah tahu bahwa saya sudah bersuami. Saya tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi.
Kata Dodi, kamar saya terlalu jauh, padahal saya berat, jadi dia membawa saya ke kamarnya. Saya menolak, tetapi dia tetap membawa saya ke kamarnya. Saya ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Dodi mulai melucuti pakaian saya satu persatu. Saya mencoba menahan, karena saya tidak mengerti apa tujuannya. Karena saya tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan saya tidak membawa hasil apa apa.
Kini saya berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Dodi mulai membuka pakaiannya. Saya mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap saya. Saya keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya. Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara saya.
Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau saya tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Saya hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum saya sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh saya sudah dibalik olehnya. Tubuh saya diangkat sedemikian rupa sehingga kini saya bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.
Sebenarnya saya ingin tiduran saja, saya merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan saya. Tetapi setiap kali saya hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh saya. Akhirnya walaupun dengan susah payah, saya berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit. Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan saya. Tangannya memegang erat pinggang saya, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.
Kembali kenikmatan membuai diri saya. Tanpa saya sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, saya mendorong tubuh saya kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh saya tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan saya lupa diri.
Saya keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi saya tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Saya masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada saya. Dodi juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan agar bisa berlangsung lama tampaknya.

Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara saya dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut saya, sementara tangan yang lain meremasi payudara saya. Saat saya menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir saya dilumat oleh dirinya.
Saya hampir mencapai orgasme saya yang kedua saat dia menghentikan permainan. Saya bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi. Saya merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri saya ditempat tidur. Jari tangan saya saya selipkan dibawah tubuh saya dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan saya. Saya tidak ingin’mesin’ saya keburu dingin karena kelamaan menunggu Dodi.
Tiba-tiba tubuh saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan saya. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh saya. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat saya menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut saya sehingga tubuh saya terangkat kebelakang sehingga kini saya berdiri pada lutut saya diatas tempat tidur.
Rambut saya dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung saya sehingga kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut saya. Tampaknya saya tidak dapat melakukan apa-apa walaupun saya memaksa. Malahan saya mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.
Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh saya. Saya merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, saya tidak peduli, sebab saya merasakan kenikmatan yang teramat sangat.
Yang membuat saya terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan saya dari depan. Apa apaan ini? Saya mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh saya. Kemudian tangan yang menjambak saya melepaskan pegangannya. Kini saya dapat melihat bahwa Dodi berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan saya.
Jadi, yang saat ini menikmati saya adalah… Saya menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa membuang kesempatan melumat bibir saya. Saya membuang muka, saya marah sekali, saya merasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Saya mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi
Bari menahan saya. Tangannya mencengkeram pinggang saya dan menahan saya untuk berdiri. Sementara itu Dodi memegangi kedua belah tangan saya. Saya sudah ingin menangis saja.
Saya merasa diperalat. Ya, saya hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak saya wajah suami dan anak saya. Tetapi kini semua sudah terlambat. Saya sudah semakin terjerumus.
Dodi bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan saya dari depan sementara Bari menekan saya dari belakang. Dia mulai melumat bibir saya. Saya tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir saya. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.
Saya mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, saya bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh saya. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan saya melambung di luar batas imajinasi saya sebelumnya. Saya keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme saya datang dengan beruntun.
Tetapi Dodi tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama saya kembali pada ‘dog style position’. Dodi menyorongkan penisnya kebibir saya. Saya tidak mau membuka mulut. Tetapi Bari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka mengaduh. Dodi memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa saya mengulum penisnya.
Kemudian mereka mulai menyerang tubuh saya dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghunjam. Saya hampir tersedak. Dodi yang tampaknya mengerti kesulitan saya mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.
Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Saya sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, saya merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian saya seadanya dan pergi ke kamar saya.
Di kamar saya masuk ke dalam kamar mandi saya. Di sana saya mandi air panas sambil mengangis. Saya tidak tahu saya sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat saya benci kepada diri saya, walaupun saya merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap saya teringat kejadian itu, saya merasa basah pada selangkangan saya.
Malam itu, saat saya menyiapkan makan malam, Dodi tidak berbicara sepatah katapun. Bari sudah pulang. Saya juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.
Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Saya sebenarnya malas bicara kepada Dodi. Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak suka dengan caranya menjebak saya. Tetapi bila ada suami saya saya memaksakan diri bertindak biasa. Saya takut suami saya curiga dan bertanya ada apa antara saya dan Dodi.
Hingga pada suatu kesempatan, Dodi berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Saya mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak saya. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya dengan ’someone special’.
Saya tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan saya melakukan mogok seks. Saya tidak peduli kepadanya. Saya membalas perbuatannya seperti saat saya pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks kepadanya.

Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan saya. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat saya keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat saya duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi setengah gelap.
Itu adalah ‘candle light dinner’ saya yang pertama seumur hidup. Suami saya tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan saya. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak saya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saya tidak tahu harus bagaimana.
Saya merasa saya tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada saya. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga saya pasrah ketika dia mengangkat saya ke kamar tidurnya

BABYSITTER

BABYSITTER

 


Nih guys kali ini klikdewasa akan mengulas tentang --------------------------------, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan dijamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Sebelum ceritaku dimulai mari kuperkenalkan diriku, namaku Hardi, umurku pada saat itu 22tahun, aku asli orang palembang. Maklum aku berasal dari keluarga yang cukup berada jadi aku membuat keputusan untuk kuliah dikota Bandung. Aku sengaja memilih kota Bandung karena banyak gadis-gadis disana yang cakep-cakep. Istri dari bapak kostku saja cakep, bohay dan semok namanya Yana umurnya sekitar 28 tahunan, sedangkan suaminya bernama Yudi berumur kurang lebih 32 tahunan.


Singkat cerita, karena di Bandung tidak ada tempat saudara untukku tinggal, makanya aku putuskan untuk kost disebuah rumah mewah di Bandung. Pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dengan bisnisnya sedangkan si istri kerja sebagai pegawai bank swasta. Setelah sebulan lewat aku kost disana, si nyonya melahirkan seorang anak bayi yang imut dan lucu dan sudah pasti mirip dengan kedua orang tuanya tapi cenderung mirip dengan ibunya.

Tidak beberapa lama kulihat datang seorang wanita berumur sekitaran 30 tahunan yang kuduga akan bekerja sebagai babysitter, karena Pak Yudi dan Mba Yana kan selalu sibuk dengan karrir mereka. Babysitter tersebut bernama Dwi, setelah bercakap-cakap dengan Mba Yana, akhirnya Dwi diterima bekerja sebagai babysitter untuk anaknya Mba Yana. Setelah kulihat-lihat baysitter tersebut,

“Busyettt ! Boleh juga nihh babysitter, tubuhnya montok, bokongnya aduhaii” pikirku dalam hati.

Keesokan harinya sewaktu aku mau berangkat kekampus, tiba-tiba Mba Yana memanggilku dan jalan menghampiriku bersama dengan Dwi. Ternyata Mba Yana mengenalkanku dengan babysitternya Dwi, sekilas kulihat payudaranya “WOW banget !” yang terbungkus oleh kaos ketat yang sedikit tipis.

“Pasti 36C deh ini” pikirku sambil menerawang kedalam kaos tipisnya.

Bang… tolong ya bantu-bantu awasin rumah karena ada penghuni baru (maksudnya babysitter), sementara aku sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan ucapnya kepadaku.

“Baik Mba, aku bantu jagain” jawabku sekenanya.

Setelah sekitar 1 minggu si Dwi tinggal dirumah kost bersama aku dan pemilik rumah, aku mulai curiga dengan gerak-gerik suami Mba Yana beberapa hari terakhir ini. Aku sering melihat dari sela pintu kamar kostku, Mas Yudi suka mencuri pandang tubuh si Dwi yang sedang ngurus bayi di box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD-nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yang bikin naik jakun semua lelaki. Tak ku sangka ternyata di usianya yang 30 tahun, si Dwi justru bikin gairah lelaki makin meningkat.

Suatu hari, mba yana tidak pulang kerumah karena dia sedang ditugaskan ke jakarta untuk 3 hari. Mas Yudi kelihatannya sangat senang banget ditinggal istrinya, semakin menjadi-jadi dia menggoda pengasuh anaknya si Dwi.

“Hmm… Kasihan ya mba Dwi nya, cantik gini kok jadi janda ?” kata Mas Yudi.

“Ya namanya nasib mas…” jawab Dwi sambil tersenyum.

Aku terus mengintip dan menguping dari celah pintu kostku apa yang dilakukan Mas Yudi terhadap babysitternya sendiri. Dia mulai menggunakan jurus-jurusnya karena beberapa bulan sudah tidak mendapatkan lobang Mba Yana karena hamil besar dan baru selesai melahirkan.

“Mba Dwi anaknya berapa ?” tanya Mas Yudi kepada Dwi.

“1 saja mas…” jawab Dwi sekenanya.

“Sudah berapa lama menjanda Dwi ?” tanya Yudi lagi.

“Sudah 3 tahunan lah mas” jawab Dwi singkat.

Mas Yudi yang duduk disofa dekat box bayi sementara tangan kanannya mulai mengosok-gosok batang kemaluannya dibalik celana training yang dia gunakan. Sementara si Dwi membungkuk membelakangin Yudi sambil memberikan susu botol kepada si bayi.

“Hardi…!!” teriak Mas Yudi memanggilku, mungkin ingin mengajakku nonton TV seperti biasanya.

Tapi aku tidak menyahut agar disangka sedang tidur dengan pintu kubuka sedikit untuk mengintai Mas Yudi dan lampu kamar juga aku matikan agar aku tidak kelihatan. Mungkin menyangka aku sudah tidur, tiba-tiba Mas Yudi memanggil si mbok pembantunya yang sudah berumur 50 tahunan namun sudah lama bekerja bersama Mba Yana dan Mas Yudi.

“Mbokk !!” panggil Mas Yudi kepada mboknya.

“Yaa den…” sahut mboknya sambil sedikit berlari menghampiri Mas Yudi.

“Buatkan kopi ya mbok” Mas Yudi menyuruh mbok membuatkan kopi.

“Baik den…” jawab mbok.

beberapa menit kemudian mbok datang kembali sambil membawakan kopi untuk Mas Yudi.

“Ini den kopinya sudah siap” kata mboknya sambil meletakkan kopi diatas meja.

“Terima kasih mbok… ya sudah mbok tidur saja ya, istirahat…” kata Mas Yudi.

“Baik den…” jawab mbok sambil berlalu pergi meninggalkan Mas Yudi.

Setelah mboknya pergi meninggalkan mereka berdua, Mas Yudi mulai beraksi dengan menggosok-gosok batangnya kemaluannya kembali.

“Dwi… sini duduk disofa sambil nonton TV” panggil Mas Yudi terhadap Dwi.

“Ga ah mas… malu mas” jawab Dwi menolak.

“Gapapa…” Mas Yudi menyakinkan.

“Kamu kan ngerti dong, saya sudah 4 bulan tidak bersentuhan dengan Yana… sini Dwi…” ajak Mas Yudi.

Dengan ragu-ragu Dwi malah duduk dilantai dekat sofa tempat duduk Mas Yudi. Aku tetap memantau mereka dari balik pintu kamar kostku.

“Dwi… susu mu kok kencang ya ?” ucap Yudi.

“Aahh masa sih mas ? masih bagusan punya Mba Yana dong” jawab Dwi.

“Kenapa mas bisa bilang begitu ?” tanya Dwi kembali.

“Aahh ga kok… cuma pengen tau aja, kalau susu yang sudah pernah diisep bayi berubah bentuk atau ga” ngeles Yudi.

“Ya tergantung perawatan juga sih mas” kata Dwi.

“Boleh aku raba susu mu Dwi ?” tanya yudi makin menjadi.

“Aahh jangan mas… saya sudah tua lagian juga saya malu mas…” jawab Dwi.

Aku yakin pasti jurus si Yudi sudah mengena si Dwi.

“Sini geser duduknya” kata Yudi.

“Ahh… sudah disini aja mas…” kata Dwi.

“Gapapa… sini… aku penasaran dengan susu yang sudah dihisap bayi, pengen lihat bagaimana” kata Yudi lagi.

“Jangan mas ah… malu… nanti Mbak Yana tau, aku dimarahin mas…” kata Dwi.

“Tak ada yang tahu, semua sudah tidur” kata Yudi menyakinkan.

Kemudian Yudi menarik lengan Dwi dan mulai meraba susu Dwi dengan halus. Dwi kelihatan merinding, Yudi terus menerus berusaha memegang susu Dwi. Sementara Dwi terus menangkis tangan Yudi, ketika Dwi sibuk menangkis tangan qq aku melihat kedua paha si Dwi yang kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan qq, “WOW” mulus banget pahanya. Aku juga mulai konak karena ruang tengah cukup terang sehingga mempermudahku untuk melihat CD Dwi yang berwarna pink dan gundukkan kemaluannya di balik CD yang begitu menggiurkan dan itu membuatku jadi keasikkan ngintip dari celah pintu.

Akhirnya Dwi menyerah ditangan qq dan membiarkan tangan qq menggriliya payudaranya. Dwi pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin menggangkang dan semakin jelas pula paha dan CD Dwi terlihat karena duduknya juga sudah tidak beraturan.

Akupun mulai terangsang melihat tangan qq dibalik baju putih Dwi sedang berasik-asik menggriliya payudara yang empuk dan halus Dwi. Dwi semakin meringis dengan sesekali membungkukkan punggungnya karena kegelian. QQ mulai melucuti kancing baju Dwi maka seketika mungkin tersembullah payudara Dwi yang masih terbungkus BH warna pink karena Dwi menghadap kamarku dan Yudi dibelakang Dwi. Tangan Yudi kemudian mengeluarkan sebelah payudara Dwi dari BHnya. Aku semakin terangsang karena melihat payudara yang begitu mulus dengan puting coklat muda, bahkan aku lebih terfokus kebagian selangkangan Dwi karena perlahan roknya tersingkap keatas.

Kelihatannya Dwi sudah mulai terangsang karena aku melihat bagian tengah CDnya sudah berubah warna akibat basah oleh cairan pelumasnya. Ketika Dwi agak bergeser duduknya, aku melihat QQ sedang memegang kejantanannya dengan  tangan kiri yang sudah tegang banget. Sementara tangan kanannya masih asik meremas dan membelai payudara Dwi, kelihatannya QQ bukan pemain sex yang brutal. Dia mempermainkan payudara Dwi dengan lembut sehingga Dwi mulai mendesah dan tangannya mulau mencengkram tangan QQ yang sedang membelai payudaranya.

“Sudah mas… aku sudah ga tahan mass…” kata Dwi.

“Aku juga sudah ga tahan Wi…” balas Yudi.

“Bantu aku dong Wi… Aku pengen ngeluarin sperma yang sudah mengental nihh…” kata QQ dengan nada merayu.

“Jangan mass… aku ga mau, aku takut hamil…” kata Dwi.

“Ga Wi… kita jangan sampai masukkan, aku gesek-gesek aja ya di antara CD dan Vaginamu” rayu QQ.

Sepertinya Dwi juga sudah terangsang berat tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Sementara kejantananku sudah semakin tegang saja dibalik pintu.

QQ pun akhirnya turun dari sofa dan duduk disebelah Dwi di atas karpet dan tangan QQ mulai mengarah ke selangkangan Dwi dan kembali Dwi meronta.

“Jangan mass… nanti aku ga tahan mas…” kata Dwi.

“Tenang aja… nanti kita sama-sama enak” kata QQ sambil mulai mengelus-elus vagina Dwi dari luar CD.

Dwi pun kelihatan mulai kejang-kejang karena merasakan nikmat, QQ juga terus mengelus vagina Dwi dari luar CD sementara bibirnya mulai menciumi payudara Dwi.

Adegan ini terus berlanjut selama kurang lebih 10 menit, kemudian QQ melepaskan celana trainingnya dan kelihatan penis QQ yang sudah tegak lurus. Dwi malah membuangkan pandangannya ke TV, lalu QQ menyingkap rok putih Dwo semakin keatas dan Dwi direbahkan di atas karper

“Jangan mass…” kata Dwi.

“Ga kok… cuma mau di jepitin diantara CD da kemaluan kamu aja… ga dimasukkin kok…” kata Mas Yudi sambil terus menggosok penisnya.

“Janji ya mass…” kata Dwi.

“Bener kok… saya janji…” kata Yudi.

----------------------------------------------------------

kemudian Yudi berbaring disebelah kiri si Dwi, dan benar saja, Yudi mulai menaiki separuh tubuh Dwi dan paha sampai kaki kirinya Yudi menindih paha dan kaki kiri si Dwi dan kemaluan Yudi diselipkan dari samping CD basahnya Dwi dekat pangkal paha Dwi sementara si Dwi tetap terlentang, aku mulai gak tahan lihatinnya, akupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus Yudi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Dwi secara perlahan.

Dwi mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Dwi yang sebelah kiri dan meremas susu Dwi yang sebelah kanan Yudi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Dwi, Dwi mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Yudi, aku yakin bahwa kelentitnya si Dwi sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si Yudi, aku pun taMbah terangsang melihatnya, aku mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaku terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Yudi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Dwi dengan kemaluannya yang sudah semakin keras, dan si Dwi pun mulai mengeluarkan suara desahannya,

mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Dwi, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

Yudi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Dwi, tangan kanan si Dwi mencengkram tangan Yudi yang sedang meremas susu kanannya, berarti si Dwi sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si Yudi.

teruuuus… mas…aku nikmat sekaaaaali…. desah si Dwi.

iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….Yudi terus melakukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

Sudah mau keluar…nih…kata si Yudi dengan suara tersendat-sendat,

jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Dwi sambil terus menggerakan pinggulnya

aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Dwi.

mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Dwi memohon,

terus Yudi agak menaikin lagi tubuh si Dwi hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Dwi, dan

ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aku lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Dwi.

Yudi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si Yudi mulai menekan-nekan pantanya dan si Dwi semakin bergoyang kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Dwi mulai agak menjerit kecil…

Mas…aku mau keluar mas dwi menjerti kecil

ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Yudi…

Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aku terus menyaksikan gesekan kemaluan Yudi di celah antara CD dan Kemaluan si Dwi, pinggul Dwi semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…

ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aku ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……

aku juga ni….aku juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, 

aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….Yudi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali,

aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan Yudi mulai semakin pelan dan akhirnya Yudi tertelungkup diatas tubuh si Dwi.

akupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan

akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aku jadi lemes..dan mulai aku berbaring di tempat tidurku sambil tetap membayangkan sejoli main adu gesek.

Sememtara Yana belum tiba, kebetulan Yudi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Dwi, si orok dan aku.
Saat si orok tidur, aku coba godain Dwi,

hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Yudi…? Tanyaku.

Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Dwi sambil agak malu-malu.

Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Dwi.

Kelihatannya kamu sama mas Yudi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.

Kasihaaannn..mas Yudi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Yana, gak apa-apa kok….jawab si Dwi.

Aku mulai merasa si Dwi agak khawatir kalau aku mengetahui affairnya dengan Yudi.
Sambil baca majalah dan nonton TV, aku pandangi tubuh si Dwi. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin konak, apalagi karena gak ada bos, si Dwi  gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aku bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan bayangan bra and CDnya.
Si Dwi duduk dekat Box bayi sambil menggoyang box, sesekali dia curi pandang kepadaku seperti ada rasa cemas takut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

Ni, aku mau pindah kost, kata ku….,

lho kenapa mas…..kan Mas Yudi dan Mbak Yana orangnya baik, dan Mas sudah diakui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Dwi.

Iya…Ni, tapi aku gak tahan lihatin kamu ama mas Yudi, kok akrab banget…..kata ku.

Akrab gimana……? Tanya Si Dwi agak ketus,

ya lah….emang aku gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas Yudi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas Yudi bawa bayi, ya kan….?

Si Dwi gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aku melihat bentuk perut yang sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku.

Mas…tolong jangan bilang Mbak Yana, aku kasihan mas Yudi dan aku juga terpengaruh karena aku sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Kata si Dwi memelas.

Aku sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yang masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain.

Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.

Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.

Si Dwi mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Dwi kayak yang greget campur kesel.

Tapi mas, walaupun bagaimana, aku belum pernah kok bersetubuh dengan mas Yudi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yang penting mas Yudi bisa “keluar”……bener mas aku gak bohong. Kata si Dwi agak serius.

Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.

Mas kok gitu sih….? Jawab si Dwi sambil meraba-raba kedua susunya.

Belum mas belum rusak nih…jawab si Dwi sambil mengusap kedua susunya.

Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :

Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…

Weee…maaf ya…aku bukan tukang pijat kok….jawab si Dwi agak sengit.

Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yang pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.

Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Yana…..jawab si Dwi.

Aku duduk di karpet, sementara si Dwi berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aku merasa ada yang nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aku tebak aja deh ini pasti perut si Dwi, aku pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit.

Lalu si Dwi bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak…..,

o…ya…iya Ni. Jawab ku,

kemudian si Dwi memijit kepala ku

wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si Dwi.

Kemudian aku merasakan ada yang agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aku dah nebak deh…ini pasti pubis si Dwi, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aku merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aku agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

Aduh…Ni yang dipijit kepala kok yang enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku.

Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Dwi.

Ya…iya…dong, si Dwi terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.

Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaku mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

Apanya yang enak mas…tanya si Dwi.

Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku.

Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Dwi secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

Aduh Ni. Punyaku jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.

Manaaaa….tanya si Dwi.

Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.

Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Dwi.

Aku juga gara-gara mas Yudi jadi sering cepet geli di anu ku. Aku jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Dwi.

Ni, pijit aja punya ku…..tapi yang enak ya….

Tanpa bicara lagi si Dwi pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dengan lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Dwi meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yang membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali,

oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku.

Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Dwi, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yang sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aku elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Dwi nafasnya mulai agak tersengal-sengal,

aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aku semakin nikmat mas….

tangan kanan si Dwi membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Dwi yang kiri mengarah agak kesamping kiri dan yang kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yang masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang.

Isap mas….pinta si Dwi,

perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dengan isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat

Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas…. jerita Dwi perlahan.

Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Dwi terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan akupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aku terus mengisap punting susunya, si Dwi mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Dwi agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aku merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Dwi, aku merasakan semakin geli di kemaluanku,

Dwi mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yang perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dengan menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aku mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aku mulai meraba halusnya pantat si Dwi, ketika pantatnya ku elus,

si Dwi malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aku yakin “G-spot” si Dwi disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Dwi ku coba rubah dengan pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Dwi semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan

oh….oh….oh….mas….aku mau keluar mas…….mendengar rintihan si Dwi,

aku bantu proses keluar nya si Dwi, aku tekan pantatnya dengan kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku.

aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aku keluar mas…..ah…aaaahhh….

si Dwi seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaku, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…

wah si Dwi mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

Kemudian sejenak si Dwi merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluanku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi.

Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.

Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku.

Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Dwi.

Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.

Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Dwi masih berposisi di atas ku.

Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoyangkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yang hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aku merasakan betapa enaknya kemaluan si Dwi, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Dwi, aduh Ni, CDmu sakit nih….

Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aku mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yang mau loncat, dia mulai lagi menggoyangkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Dwi mengoyang kiri-kanan, variasi goyangan semacam ini telah menciptakan rasa geli yang  berbeda dengan rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Dwi terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yang membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

Dwi terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaku, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aku angkat ke leher dan blusnya si Dwi pun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaku, dan tangan si Dwi yang sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaku, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Dwi berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aku mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aku tak tahan lagi, ingin sekali aku menancapkan kemaluanku ke kemaluannya.

Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.

Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dengan kata terputus-putus karena napas si Dwi seperti orang yang sedang aerobic.

Ya…tapi masukan dong Ni. Aku sudah gak sabar nih….

Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Dwi.

Kemudian si Dwi menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yang licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Dwi menarik lagi pinggulnya keatas, aku merasakan gesekan lubang kemaluan yang halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aku mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yang khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Dwi begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Dwi, akupun semakin menikmatinya.

Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Dwi, dan…

ah…aaaahhh….. desah pelan Dwi

pelan-pelan si Dwi menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Dwi, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Dwi yang terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Dwi memasukan lagi kemaluanku dengan menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Dwi, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yang rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yang disebut empot-empot madura dalam pikirku.

Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aku benar-benar merasakan nikmat yang baru kali ini kurasakan dibanding dengan kenikmatan saat ML dengan pacarku.

Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Dwi terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Dwi mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyang semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Dwi muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yang tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaku, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Dwi, akupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aku berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Dwi yang sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

Dwi pun sadar kalau aku mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yang teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Dwi, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aku terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aku pun crot-crot-crot spermaku muncrat didalam kemaluan si Dwi, tanpa sadar si Dwi mengaduh keenakan,

aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Dwi, aku merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Dwi menjepit, crot kedua kemaluan si Dwi berdenyut, dan ketika aku menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aku menarik pinggul si Dwi agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yang terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Dwi yang sedang orgasme aku teMbak dengan semprotan spermaku, maka disinilah impian kenikmatan yang didaMbakan semua Dwi, hingga selesai proses semprotan spermaku, kemaluan si Dwi masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Dwi seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yang luar biasa, begitu juga aku.

Nahh guys itu lah ------------------------. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..