Sunday, July 7, 2019

BABYSITTER

BABYSITTER

 


Nih guys kali ini klikdewasa akan mengulas tentang --------------------------------, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan dijamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Sebelum ceritaku dimulai mari kuperkenalkan diriku, namaku Hardi, umurku pada saat itu 22tahun, aku asli orang palembang. Maklum aku berasal dari keluarga yang cukup berada jadi aku membuat keputusan untuk kuliah dikota Bandung. Aku sengaja memilih kota Bandung karena banyak gadis-gadis disana yang cakep-cakep. Istri dari bapak kostku saja cakep, bohay dan semok namanya Yana umurnya sekitar 28 tahunan, sedangkan suaminya bernama Yudi berumur kurang lebih 32 tahunan.


Singkat cerita, karena di Bandung tidak ada tempat saudara untukku tinggal, makanya aku putuskan untuk kost disebuah rumah mewah di Bandung. Pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dengan bisnisnya sedangkan si istri kerja sebagai pegawai bank swasta. Setelah sebulan lewat aku kost disana, si nyonya melahirkan seorang anak bayi yang imut dan lucu dan sudah pasti mirip dengan kedua orang tuanya tapi cenderung mirip dengan ibunya.

Tidak beberapa lama kulihat datang seorang wanita berumur sekitaran 30 tahunan yang kuduga akan bekerja sebagai babysitter, karena Pak Yudi dan Mba Yana kan selalu sibuk dengan karrir mereka. Babysitter tersebut bernama Dwi, setelah bercakap-cakap dengan Mba Yana, akhirnya Dwi diterima bekerja sebagai babysitter untuk anaknya Mba Yana. Setelah kulihat-lihat baysitter tersebut,

“Busyettt ! Boleh juga nihh babysitter, tubuhnya montok, bokongnya aduhaii” pikirku dalam hati.

Keesokan harinya sewaktu aku mau berangkat kekampus, tiba-tiba Mba Yana memanggilku dan jalan menghampiriku bersama dengan Dwi. Ternyata Mba Yana mengenalkanku dengan babysitternya Dwi, sekilas kulihat payudaranya “WOW banget !” yang terbungkus oleh kaos ketat yang sedikit tipis.

“Pasti 36C deh ini” pikirku sambil menerawang kedalam kaos tipisnya.

Bang… tolong ya bantu-bantu awasin rumah karena ada penghuni baru (maksudnya babysitter), sementara aku sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan ucapnya kepadaku.

“Baik Mba, aku bantu jagain” jawabku sekenanya.

Setelah sekitar 1 minggu si Dwi tinggal dirumah kost bersama aku dan pemilik rumah, aku mulai curiga dengan gerak-gerik suami Mba Yana beberapa hari terakhir ini. Aku sering melihat dari sela pintu kamar kostku, Mas Yudi suka mencuri pandang tubuh si Dwi yang sedang ngurus bayi di box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD-nya semakin tampak jelas dan bentuk pinggul serta betis yang bikin naik jakun semua lelaki. Tak ku sangka ternyata di usianya yang 30 tahun, si Dwi justru bikin gairah lelaki makin meningkat.

Suatu hari, mba yana tidak pulang kerumah karena dia sedang ditugaskan ke jakarta untuk 3 hari. Mas Yudi kelihatannya sangat senang banget ditinggal istrinya, semakin menjadi-jadi dia menggoda pengasuh anaknya si Dwi.

“Hmm… Kasihan ya mba Dwi nya, cantik gini kok jadi janda ?” kata Mas Yudi.

“Ya namanya nasib mas…” jawab Dwi sambil tersenyum.

Aku terus mengintip dan menguping dari celah pintu kostku apa yang dilakukan Mas Yudi terhadap babysitternya sendiri. Dia mulai menggunakan jurus-jurusnya karena beberapa bulan sudah tidak mendapatkan lobang Mba Yana karena hamil besar dan baru selesai melahirkan.

“Mba Dwi anaknya berapa ?” tanya Mas Yudi kepada Dwi.

“1 saja mas…” jawab Dwi sekenanya.

“Sudah berapa lama menjanda Dwi ?” tanya Yudi lagi.

“Sudah 3 tahunan lah mas” jawab Dwi singkat.

Mas Yudi yang duduk disofa dekat box bayi sementara tangan kanannya mulai mengosok-gosok batang kemaluannya dibalik celana training yang dia gunakan. Sementara si Dwi membungkuk membelakangin Yudi sambil memberikan susu botol kepada si bayi.

“Hardi…!!” teriak Mas Yudi memanggilku, mungkin ingin mengajakku nonton TV seperti biasanya.

Tapi aku tidak menyahut agar disangka sedang tidur dengan pintu kubuka sedikit untuk mengintai Mas Yudi dan lampu kamar juga aku matikan agar aku tidak kelihatan. Mungkin menyangka aku sudah tidur, tiba-tiba Mas Yudi memanggil si mbok pembantunya yang sudah berumur 50 tahunan namun sudah lama bekerja bersama Mba Yana dan Mas Yudi.

“Mbokk !!” panggil Mas Yudi kepada mboknya.

“Yaa den…” sahut mboknya sambil sedikit berlari menghampiri Mas Yudi.

“Buatkan kopi ya mbok” Mas Yudi menyuruh mbok membuatkan kopi.

“Baik den…” jawab mbok.

beberapa menit kemudian mbok datang kembali sambil membawakan kopi untuk Mas Yudi.

“Ini den kopinya sudah siap” kata mboknya sambil meletakkan kopi diatas meja.

“Terima kasih mbok… ya sudah mbok tidur saja ya, istirahat…” kata Mas Yudi.

“Baik den…” jawab mbok sambil berlalu pergi meninggalkan Mas Yudi.

Setelah mboknya pergi meninggalkan mereka berdua, Mas Yudi mulai beraksi dengan menggosok-gosok batangnya kemaluannya kembali.

“Dwi… sini duduk disofa sambil nonton TV” panggil Mas Yudi terhadap Dwi.

“Ga ah mas… malu mas” jawab Dwi menolak.

“Gapapa…” Mas Yudi menyakinkan.

“Kamu kan ngerti dong, saya sudah 4 bulan tidak bersentuhan dengan Yana… sini Dwi…” ajak Mas Yudi.

Dengan ragu-ragu Dwi malah duduk dilantai dekat sofa tempat duduk Mas Yudi. Aku tetap memantau mereka dari balik pintu kamar kostku.

“Dwi… susu mu kok kencang ya ?” ucap Yudi.

“Aahh masa sih mas ? masih bagusan punya Mba Yana dong” jawab Dwi.

“Kenapa mas bisa bilang begitu ?” tanya Dwi kembali.

“Aahh ga kok… cuma pengen tau aja, kalau susu yang sudah pernah diisep bayi berubah bentuk atau ga” ngeles Yudi.

“Ya tergantung perawatan juga sih mas” kata Dwi.

“Boleh aku raba susu mu Dwi ?” tanya yudi makin menjadi.

“Aahh jangan mas… saya sudah tua lagian juga saya malu mas…” jawab Dwi.

Aku yakin pasti jurus si Yudi sudah mengena si Dwi.

“Sini geser duduknya” kata Yudi.

“Ahh… sudah disini aja mas…” kata Dwi.

“Gapapa… sini… aku penasaran dengan susu yang sudah dihisap bayi, pengen lihat bagaimana” kata Yudi lagi.

“Jangan mas ah… malu… nanti Mbak Yana tau, aku dimarahin mas…” kata Dwi.

“Tak ada yang tahu, semua sudah tidur” kata Yudi menyakinkan.

Kemudian Yudi menarik lengan Dwi dan mulai meraba susu Dwi dengan halus. Dwi kelihatan merinding, Yudi terus menerus berusaha memegang susu Dwi. Sementara Dwi terus menangkis tangan Yudi, ketika Dwi sibuk menangkis tangan qq aku melihat kedua paha si Dwi yang kadang terkangkang karena sibuk menangkis tangan qq, “WOW” mulus banget pahanya. Aku juga mulai konak karena ruang tengah cukup terang sehingga mempermudahku untuk melihat CD Dwi yang berwarna pink dan gundukkan kemaluannya di balik CD yang begitu menggiurkan dan itu membuatku jadi keasikkan ngintip dari celah pintu.

Akhirnya Dwi menyerah ditangan qq dan membiarkan tangan qq menggriliya payudaranya. Dwi pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin menggangkang dan semakin jelas pula paha dan CD Dwi terlihat karena duduknya juga sudah tidak beraturan.

Akupun mulai terangsang melihat tangan qq dibalik baju putih Dwi sedang berasik-asik menggriliya payudara yang empuk dan halus Dwi. Dwi semakin meringis dengan sesekali membungkukkan punggungnya karena kegelian. QQ mulai melucuti kancing baju Dwi maka seketika mungkin tersembullah payudara Dwi yang masih terbungkus BH warna pink karena Dwi menghadap kamarku dan Yudi dibelakang Dwi. Tangan Yudi kemudian mengeluarkan sebelah payudara Dwi dari BHnya. Aku semakin terangsang karena melihat payudara yang begitu mulus dengan puting coklat muda, bahkan aku lebih terfokus kebagian selangkangan Dwi karena perlahan roknya tersingkap keatas.

Kelihatannya Dwi sudah mulai terangsang karena aku melihat bagian tengah CDnya sudah berubah warna akibat basah oleh cairan pelumasnya. Ketika Dwi agak bergeser duduknya, aku melihat QQ sedang memegang kejantanannya dengan  tangan kiri yang sudah tegang banget. Sementara tangan kanannya masih asik meremas dan membelai payudara Dwi, kelihatannya QQ bukan pemain sex yang brutal. Dia mempermainkan payudara Dwi dengan lembut sehingga Dwi mulai mendesah dan tangannya mulau mencengkram tangan QQ yang sedang membelai payudaranya.

“Sudah mas… aku sudah ga tahan mass…” kata Dwi.

“Aku juga sudah ga tahan Wi…” balas Yudi.

“Bantu aku dong Wi… Aku pengen ngeluarin sperma yang sudah mengental nihh…” kata QQ dengan nada merayu.

“Jangan mass… aku ga mau, aku takut hamil…” kata Dwi.

“Ga Wi… kita jangan sampai masukkan, aku gesek-gesek aja ya di antara CD dan Vaginamu” rayu QQ.

Sepertinya Dwi juga sudah terangsang berat tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Sementara kejantananku sudah semakin tegang saja dibalik pintu.

QQ pun akhirnya turun dari sofa dan duduk disebelah Dwi di atas karpet dan tangan QQ mulai mengarah ke selangkangan Dwi dan kembali Dwi meronta.

“Jangan mass… nanti aku ga tahan mas…” kata Dwi.

“Tenang aja… nanti kita sama-sama enak” kata QQ sambil mulai mengelus-elus vagina Dwi dari luar CD.

Dwi pun kelihatan mulai kejang-kejang karena merasakan nikmat, QQ juga terus mengelus vagina Dwi dari luar CD sementara bibirnya mulai menciumi payudara Dwi.

Adegan ini terus berlanjut selama kurang lebih 10 menit, kemudian QQ melepaskan celana trainingnya dan kelihatan penis QQ yang sudah tegak lurus. Dwi malah membuangkan pandangannya ke TV, lalu QQ menyingkap rok putih Dwo semakin keatas dan Dwi direbahkan di atas karper

“Jangan mass…” kata Dwi.

“Ga kok… cuma mau di jepitin diantara CD da kemaluan kamu aja… ga dimasukkin kok…” kata Mas Yudi sambil terus menggosok penisnya.

“Janji ya mass…” kata Dwi.

“Bener kok… saya janji…” kata Yudi.

----------------------------------------------------------

kemudian Yudi berbaring disebelah kiri si Dwi, dan benar saja, Yudi mulai menaiki separuh tubuh Dwi dan paha sampai kaki kirinya Yudi menindih paha dan kaki kiri si Dwi dan kemaluan Yudi diselipkan dari samping CD basahnya Dwi dekat pangkal paha Dwi sementara si Dwi tetap terlentang, aku mulai gak tahan lihatinnya, akupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus Yudi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Dwi secara perlahan.

Dwi mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Dwi yang sebelah kiri dan meremas susu Dwi yang sebelah kanan Yudi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Dwi, Dwi mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Yudi, aku yakin bahwa kelentitnya si Dwi sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si Yudi, aku pun taMbah terangsang melihatnya, aku mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaku terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Yudi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Dwi dengan kemaluannya yang sudah semakin keras, dan si Dwi pun mulai mengeluarkan suara desahannya,

mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… enak sekali mas….lirih si Dwi, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

Yudi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Dwi, tangan kanan si Dwi mencengkram tangan Yudi yang sedang meremas susu kanannya, berarti si Dwi sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si Yudi.

teruuuus… mas…aku nikmat sekaaaaali…. desah si Dwi.

iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….Yudi terus melakukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

Sudah mau keluar…nih…kata si Yudi dengan suara tersendat-sendat,

jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Dwi sambil terus menggerakan pinggulnya

aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Dwi.

mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Dwi memohon,

terus Yudi agak menaikin lagi tubuh si Dwi hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Dwi, dan

ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aku lebih geli kalau ujungnya saja….kata si Dwi.

Yudi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si Yudi mulai menekan-nekan pantanya dan si Dwi semakin bergoyang kekiri dan kekanan dan kadang-kadang menaikan pinggulnya keatas..lalu Dwi mulai agak menjerit kecil…

Mas…aku mau keluar mas dwi menjerti kecil

ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Yudi…

Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aku terus menyaksikan gesekan kemaluan Yudi di celah antara CD dan Kemaluan si Dwi, pinggul Dwi semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…

ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aku ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas enak sekaliiiiii……

aku juga ni….aku juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, 

aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….Yudi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali,

aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan Yudi mulai semakin pelan dan akhirnya Yudi tertelungkup diatas tubuh si Dwi.

akupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan

akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aku jadi lemes..dan mulai aku berbaring di tempat tidurku sambil tetap membayangkan sejoli main adu gesek.

Sememtara Yana belum tiba, kebetulan Yudi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Dwi, si orok dan aku.
Saat si orok tidur, aku coba godain Dwi,

hem..ehem…Ni…kelihatannya kamu kesepian yah..ditinggal Mas Yudi…? Tanyaku.

Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Dwi sambil agak malu-malu.

Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Dwi.

Kelihatannya kamu sama mas Yudi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.

Kasihaaannn..mas Yudi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Yana, gak apa-apa kok….jawab si Dwi.

Aku mulai merasa si Dwi agak khawatir kalau aku mengetahui affairnya dengan Yudi.
Sambil baca majalah dan nonton TV, aku pandangi tubuh si Dwi. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin konak, apalagi karena gak ada bos, si Dwi  gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, dia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aku bisa melihat samar-samar lekuk tubuh dan bayangan bra and CDnya.
Si Dwi duduk dekat Box bayi sambil menggoyang box, sesekali dia curi pandang kepadaku seperti ada rasa cemas takut ketahuan affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

Ni, aku mau pindah kost, kata ku….,

lho kenapa mas…..kan Mas Yudi dan Mbak Yana orangnya baik, dan Mas sudah diakui seperti keluarganya, juga ini rumah bagus dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Dwi.

Iya…Ni, tapi aku gak tahan lihatin kamu ama mas Yudi, kok akrab banget…..kata ku.

Akrab gimana……? Tanya Si Dwi agak ketus,

ya lah….emang aku gak tahu kalau kamu sering tiduran di karpet ama mas Yudi, dan kalau gak salah kamu pernah jalan ama mas Yudi bawa bayi, ya kan….?

Si Dwi gelagapan, dan dia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aku melihat bentuk perut yang sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian dia duduk disebelahku.

Mas…tolong jangan bilang Mbak Yana, aku kasihan mas Yudi dan aku juga terpengaruh karena aku sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Kata si Dwi memelas.

Aku sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yang masih sintal dan kelihatan mulus walau baru tampak separuhnya karena tertutup BRA.

Ya…kamu harus ingat Ni, karena nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain.

Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.

Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.

Si Dwi mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Dwi kayak yang greget campur kesel.

Tapi mas, walaupun bagaimana, aku belum pernah kok bersetubuh dengan mas Yudi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yang penting mas Yudi bisa “keluar”……bener mas aku gak bohong. Kata si Dwi agak serius.

Lho….sudah apa belum bagi saya gak masalah Ni, jawab ku.

Mas kok gitu sih….? Jawab si Dwi sambil meraba-raba kedua susunya.

Belum mas belum rusak nih…jawab si Dwi sambil mengusap kedua susunya.

Ya….percaya deh….jawabku. setelah terdiam beberapa saat lalu :

Ni…pijitin dong pundak saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…

Weee…maaf ya…aku bukan tukang pijat kok….jawab si Dwi agak sengit.

Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yang pintar nyimpen rahasia lho…..jawab ku.

Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas kalau ngomong Mbak Yana…..jawab si Dwi.

Aku duduk di karpet, sementara si Dwi berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin pundak dan bahu bagian atasku, dan selang beberapa menit, aku merasa ada yang nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aku tebak aja deh ini pasti perut si Dwi, aku pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit.

Lalu si Dwi bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak…..,

o…ya…iya Ni. Jawab ku,

kemudian si Dwi memijit kepala ku

wah enak banget lho Ni. Kamu kok pintar mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si Dwi.

Kemudian aku merasakan ada yang agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aku dah nebak deh…ini pasti pubis si Dwi, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aku merasakan kedua pahanya semakin menempel, dia menekan terus dan aku agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

Aduh…Ni yang dipijit kepala kok yang enak punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku.

Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Dwi.

Ya…iya…dong, si Dwi terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.

Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaku mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

Apanya yang enak mas…tanya si Dwi.

Punggung ku enak banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku.

Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Dwi secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

Aduh Ni. Punyaku jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.

Manaaaa….tanya si Dwi.

Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.

Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Dwi.

Aku juga gara-gara mas Yudi jadi sering cepet geli di anu ku. Aku jadi sering mudah terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Dwi.

Ni, pijit aja punya ku…..tapi yang enak ya….

Tanpa bicara lagi si Dwi pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, dia mulai meraba-raba dengan lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Dwi meremas bagian helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yang membuat kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali,

oh….Ni, enak banget, teruuuus Ni, desah ku.

Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Dwi, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus hingga kerasa puting susu yang sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aku elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Dwi nafasnya mulai agak tersengal-sengal,

aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aku semakin nikmat mas….

tangan kanan si Dwi membuka kaitan Bra bagian belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.

Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar dapat kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih seperti anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Dwi yang kiri mengarah agak kesamping kiri dan yang kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yang masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang.

Isap mas….pinta si Dwi,

perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dengan isapan perlahan lama-lama isapanku semakin kuat

Aaaahhh……aduh mas….kok enak sekali….teruuuus…mas…. jerita Dwi perlahan.

Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, hingga si Dwi terbaring karena tak kuat menahan nikmatnya isapan ku. Dan akupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aku terus mengisap punting susunya, si Dwi mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, dia masih mengenakan kulot tipisnya, dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Dwi agak bergetar ketika dia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aku merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Dwi, aku merasakan semakin geli di kemaluanku,

Dwi mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yang perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dengan menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aku mulai menyelipkan tanganku kesela CD bagian pantanya, aku mulai meraba halusnya pantat si Dwi, ketika pantatnya ku elus,

si Dwi malah semakin menekan gesekan kemaluannya ke kemaluanku, aku yakin “G-spot” si Dwi disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Dwi ku coba rubah dengan pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Dwi semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan

oh….oh….oh….mas….aku mau keluar mas…….mendengar rintihan si Dwi,

aku bantu proses keluar nya si Dwi, aku tekan pantatnya dengan kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku.

aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aku keluar mas…..ah…aaaahhh….

si Dwi seperti setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara dia menekan susu kirinya ke dadaku, dia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…

wah si Dwi mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

Kemudian sejenak si Dwi merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, dia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluanku kebetulan kemaluanku masih keras, dia mulai mendesah lagi.

Seeeeppp….. seeeppp….. seperti orang kepedasan.

Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku.

Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi kalau bangun gimana….? Jawab si Dwi.

Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.

Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Dwi masih berposisi di atas ku.

Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, dia mulai menggoyangkan pinggulnya dan gesekan belahan kemaluan yang hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aku merasakan betapa enaknya kemaluan si Dwi, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Dwi, aduh Ni, CDmu sakit nih….

Kemudian dia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aku mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi dia mengambil posisi seperti kodok yang mau loncat, dia mulai lagi menggoyangkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Dwi mengoyang kiri-kanan, variasi goyangan semacam ini telah menciptakan rasa geli yang  berbeda dengan rasa kalau bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Dwi terasa semakin basah kuyup, namun basah kuyup yang membuat rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

Dwi terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaku, kenyalnya hangatnya terasa sekali karena T-shirt ku aku angkat ke leher dan blusnya si Dwi pun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaku, dan tangan si Dwi yang sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaku, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Dwi berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aku mulai menekan nekan ujung kemaluanku ketika terasa jika sudah berada aMbang lubang nikmat, aku tak tahan lagi, ingin sekali aku menancapkan kemaluanku ke kemaluannya.

Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.

Jangan dulu mas, biar lama nikmatnya, soalnya kalau mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dengan kata terputus-putus karena napas si Dwi seperti orang yang sedang aerobic.

Ya…tapi masukan dong Ni. Aku sudah gak sabar nih….

Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Dwi.

Kemudian si Dwi menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yang licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Dwi menarik lagi pinggulnya keatas, aku merasakan gesekan lubang kemaluan yang halus, licin dan lembut, dia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, dia tarik lagi pinggunya keatas, aku mulai penasaran karena cara seperti ini menimbulkan kenikmatan yang khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Dwi begitu terasa menggelitik karena gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Dwi, akupun semakin menikmatinya.

Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari mulut si Dwi, dan…

ah…aaaahhh….. desah pelan Dwi

pelan-pelan si Dwi menekan pinggulnya hingga kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian dia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang hingga sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Dwi, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Dwi yang terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Dwi memasukan lagi kemaluanku dengan menekan pinggulnya, dia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi dia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Dwi, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yang rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yang disebut empot-empot madura dalam pikirku.

Gaya ML seperti ini terus belangsung hingga kurang lebih ¼ jam, aku benar-benar merasakan nikmat yang baru kali ini kurasakan dibanding dengan kenikmatan saat ML dengan pacarku.

Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali seperti hendak keluar sperma, sementara si Dwi terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah mulut ku, lalu kuisap-isap pelan hingga isapan kuat, si Dwi mulai tak dapat mengkontrol gerakannya, dia menggoyang semakin cepat…cepat lagi dan akhirnya jeritan kenikmatan si Dwi muncul lagi, dia mencapai orgasme lagi karena terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yang tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaku, dia orgasme panjang. Dan saat kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Dwi, akupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aku berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Dwi yang sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

Dwi pun sadar kalau aku mau keluar maka dia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yang teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh bagian terdalam kemaluan si Dwi, dia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aku terus menaik turunkan pinggulku akhirnya aku pun crot-crot-crot spermaku muncrat didalam kemaluan si Dwi, tanpa sadar si Dwi mengaduh keenakan,

aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Dwi, aku merasakn enaknya ketika pertama crot…kemaluan si Dwi menjepit, crot kedua kemaluan si Dwi berdenyut, dan ketika aku menekan kemaluan hingga maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aku menarik pinggul si Dwi agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yang terakhir membuat tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Dwi yang sedang orgasme aku teMbak dengan semprotan spermaku, maka disinilah impian kenikmatan yang didaMbakan semua Dwi, hingga selesai proses semprotan spermaku, kemaluan si Dwi masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Dwi seperti orang menagis, dia benar-benar merasakan orgasme yang luar biasa, begitu juga aku.

Nahh guys itu lah ------------------------. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..

No comments: