Monday, October 9, 2017

Cerita Seks Memberikan Kenikmatan Kepada Anakku Yang Perjaka

Cerita Seks Memberikan Kenikmatan Kepada Anakku Yang Perjaka


Cerita Dewasa - Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas Cerita Seks Memberikan Kenikmatan Kepada Anakku Yang Perjaka. Yuk Disimak Cerita berikut ini. Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutang piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Ema itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki- laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap iya? Bu Ema yang sudah berumur lebih 50 tahun masih doyan laki-laki belasan tahun?



“Woalaaah…Bu Hilda masa enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi. Aku sudah janda hampir 15 tahun, sejak perkimpoian suamiku dengan istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, kecuali Roni putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami bangun bersama, menjadi milikku.



Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkimpoian suamiku, karena katanya aku gak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam umur 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.



“Lihat tuh, Bu Hilda. Matanya asyik melirik anak bu Hilda terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu.

Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Ema mengedipkan matanya ke putra tunggalku Roni. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Ema mau mengincar putraku yang masih berumur hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.



Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Ema sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu.

Bu Ema memang suka kontol muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku itu pernah digarap oleh Bu Ema. Karena malu ribut-ribut, lagi pula anaknya yang sudah berumur 18 tahun dibiarkan saja.

“Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula.

Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas dengan dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini. Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Roni.

Roni mengatakan, kalau Tante Ema sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Ema mengelus kontol putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Ema.

Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Roni menceritakan tingkah laku Bu Ema. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu kontol muda bersama-sama.

Malamnya aku tak bisa tidur. Aku sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lama-lama aku memperhatikan putraku. Ternyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku. Cerita Sex Dewasa

Rasa takutku marah-marah kepada Bu Ema, karena aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Roni.

Ketika Roni pergi naik sepeda motor untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah-majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku harus menyelamatkan putraku yang tunggal ini.

Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

“Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami gak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya.

"Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku.

Roni tertunduk, Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

“Mama marah?” dia bertanya.

Aku menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku gak akan marah, asal dijawab dengan jujur. Aku harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

“Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku

“Maksud mami?”

“Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi.

Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan-kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

“Teman-teman Roni, kok enggak kena HIV, Mi? Padahal menurut mereka, mereka itu sudah berkali-kali melakukannya?” kata putraku pula.

Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku.

“Pokoknya kamu gak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku

“Tapi Mi?”

“Tapi apa?”

“Roni akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Roni kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka.

Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya dengan penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karena PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Ema yang tua bangka itu.

Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

Jangan Lupa Baca Juga : Cerita Dewasa, Cerita Sex - Melayani Majikan Yang Maniak Dan Hyper Seks.

“Kamu benar-benar ingin merasakannya, sayang?” bisikku

“Iya Mi,” katanya lemah.

Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku.

“Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, gak mengikuti teman-temanmu mencari PSK” kataku tegas

“Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?”

“Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony.

Menurut cerita Roni putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya gak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

“Kamu gak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami gak akan hamil,” kataku meyakinkannya.

Seusai makan malam, Roni tak sabaran meminta agar kami melakukannya. Aku melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat VCD Porno dan majalah porno pikirku. Aku secepatnya ke kamar mandi mencuci memekku dan membuka BH dan celana dalamku. Aku memakai daster miniku yang tipis. Cerita Seks

Dikamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia gak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karena nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat.

Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas. Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Gak seperti biasanya.

“Kamu sudah siap sayang,” kataku.

Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dia telanjang bulat. Aku melepaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur.

Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia. Aku kecip bibirnya dengan mesar. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa kontolnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Lidahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku.

Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara kontolnya terasa semakin keras pada rambut memekku.

Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang kontolnya, telur yang menggantung di pangkal kontolnya. Ku kulum kontolnya dan kupermainkan lidahku pada kontol itu.

“Mami…geli,” putraku mendesah.

“Tapi enakkan, sayang,” tanyaku.

“Enak sekali Mi,” katanya.

Aku meneruskan kocokanku pada kontolnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kocokkanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Pejuhnya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar pejuhnya tak tersisa. Aku sengaja memperlihatkannya kepadanya.

Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni kontolnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

“Enak sayang?” tanyaku.

Dia menagngguk, “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, kontol Roni masuk ke lubang memek Mami,” katanya polos.

Aku menganguk, “Kamu harus segar dulu Nanti kita ulangi lagi, Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang memek Mami” kataku.

“Kenapa nanti Mi? Kenapa gak sekarang?” dia mendesak.

Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan kontolnya kuelus- elus. Sebentar saja kontol itu bangkit.

“Naiki Mami, sayang,” kataku.

Dia naik ke tubuhku, “Masukkan,” pintaku.

Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan kontolnya dengan tanganku. Setelah kontol itu terasa di tengah bibir memekku, kuminta dia menekannya. Dia menekan kontolnya dan langsung masuk, karena memekku sudah basah.

Aku memang sudah sangat lama merindukan ada kontol memasuki memekku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh. Kontol yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang memekku. Kukangkangkan kedua kakiku.

Aku membiarkan kontol itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk kontolnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karena kebutuhanku.

Sambil memompa kontolnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. Aku sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku gak merasakan kenikmatan itu, sementara umur yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku gak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

“Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pintaku.

Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Cerita Sex

Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kembali menggejotku, menarik dan mencucuk kontolnya ke dalam liang memekku. Aku mendengar, suara begitu becek pada memekku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah gak merawat lagi memekku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan kontolnya.

“Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya.

Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepadanya.

Roni berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Roni, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhindar dari PSK dan tante girang.

Aku menyanggupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Roni juga bersumpah, gak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karena dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik.

Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, gak serampangan. Tentu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lain di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

Kini putraku sudah SMA, Aku sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karena aerobik. Sebenarnya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat teratur.

Jangan Lupa Baca Juga : Cerita Dewasa, Cerita Sex - Mendapatkan Kepuasan Dari Gadis SMA Yang Beringas.

Nahh guys itu lah Cerita Seks Memberikan Kenikmatan Kepada Anakku Yang Perjaka. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..