Wednesday, November 15, 2017

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tanteku Sendiri

Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas tentang Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tanteku Sendiri, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan di jamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati Cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tanteku Sendiri
Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tanteku Sendiri

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tanteku Sendiri

Cerita Dewasa - Pertama-tama saya akan perkenalkan diriku terlebih dahulu. Nama saya Adit atau biasa dipanggil Didit, tinggi badan 180cm, usiaku saat itu 18tahun dengan kulit putih bersih, maklum saya keturunan cina. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga menengah, dimana saya sebagai anak bungsu. Saya mempunyai seorang Tante yaitu istri dari paman saya namanya TanteRosa atau nama chinesenya (Wang Siu In).

Pada saat itu umurnya sekitar 37 tahun tetapi memiliki body yang sangat bagus, sintal, padat berisi, putih mulus, dan bibir yang sexy. Tapi yang paling ku sukai yaitu pantatnya yang bulat dan padat, dengan payudara 36B. Meski agak turun dikit tetapi bodynya masih aduhai maklum dia aktif di sebuah aerobic sebagai instruktur.

Pada saat suatu siang kebetulan rumah sedang kosong karena ortu saya memilki usaha di sebuah tempat perniagaan di kota Surabaya. Tante Iin sering sekali main kerumah saya karena kebetulan rumahnya hanya bersebelahan dengan rumah saya. Biasanya sih dia minta bumbu masak atau hanya sekedar ngobrol2 dengan mama. pada saat itu dia datang kerumah dengan memakai T-shirt (u can see) dan celana pendek motif kembang2.

Tante Iin datang dengan membawa sebuah DVD, yang ternyata itu adalah sebuah DVD game milik anaknya yang masih berusia 9tahun. Mungkin permainannya terlalu sulit karena menggunakan bahasa jepang maka dia berniat untuk bertanya kepada saya bagaimana memainkan game tersebut. Saya coba mulai memasukkan DVD tersebut kedalam PS saya dan yang terpampang hanyalah tulisan2 jepang yang tidak saya mengerti. Lalu saya usut mengusut  ternyata dia beli dari TC sebuah tempat grosir dvd game illegal di Surabaya. 

Saat itu saya hanya mencoba2 dengan memencet tombol2 yang ada di stick dan mengacak menu2 yang ada dan akhirnya muncul sebuah permainan seperti suit gunting, batu, kertas, dan aku coba memainkannya. Beberapa menit kemudian yang membuat kita berdua terkejut yaitu muncullah sesosok wanita jepang yang sedang bugil sambil bermain dengan payudaranya dan sekitar 2 menitan dan saya lanjutkan dengan menu2 berikutnya. Ternyata Tante Iin memperhatikan bagian depan celana saya. Tiba-tiba dia bertanya,


"Kamu konak ya ?".

"Ahh... ngakk kok biasa aja Tante".

Lalu secara reflek Tante Iin menyentuhnya.

'Nahh lhoo... Kok kayak gini ?, tanyanya.

Lalu saya mencoba untuk menipis tangannya tetapi malah menekannya mungkin karena gugup. Lalu untuk menutupi rasa malu saya balik bertanya,

"Tante juga kan ?".

"Kalau Tante bukan karena Videonya tadi itu, tapi karena sentuh kontol kamu", jawabnya.

"Lho emangnya Tante gak dapet dari om tanu ?".

"Udah lama gak gituan, karena Tante selalu tidur jadi satu sama anak2".

Terus waktu itu TV saya matikan dan kita ngobrol2 disofa ruang tamu. Entah dari mana akhirnya sampai aku Tanya,

"Tante Iin, kalau cewek terangsang itu tandanya gimana ?".(sebenarnya aku udah mengetahuinya).

"Disini lo", jawabnya sambil memegang payudaranya yang sintal itu dan sambil agak diangkat sedikit.

Secara reflek aku langsung memegang dan meremas payudaranya dan dia kaget dan marah bercampur malu segera aku melepas tanganku. Cerita Sex Dewasa

"Maaf deh Tante".

"Oohh ngak apa-apa kok, namanya juga laki-laki normal, emang kamu belum pernah gituan sama cewek ?", tanyanya.

"Belum Tante, paling-paling cium pipi aja karena mantan aku semua alim-alim", jawabku sambil mengeleng-gelengkan kepala.

"Kamu mau coba Dit ?", tanyanya sambil berdiri.

Aku tidak bisa menjawab dan langsung tangan Tante mengandeng aku untuk menuju kamar aku sendiri.

"Kunci semua pintu dulu ya", pintanya.

Lalu aku bergegas mengunci semua pintu dan mulailah adegan yang tak terpikirkan olehku terjadi Tante Iin Sambil terus tertawa kecil Tanteku ikut naik ke ranjangku dan memelukku dari belakang dan menciumku sambil berbisik,

“Nggak apa apa jon”.

Jantungku deg-degan, apalagi ketika dengan lembut Tanteku membelai rambutku terus tubuhku sambil berbisik,

“Ehh, jangan malu, kamu senang ya ? sini Tante ajarin kamu untuk jadi dewasa”.

Mulanya aku ragu, takut kalau Tanteku hanya memancing reaksiku saja. Tetapi ketika rabaannya turun ke arah selangkanganku, aku jadi berubah senang. Kuberanikan diri untuk menolehnya dan kudapati wajah Tanteku yang tersenyum manis sekali dan matanya yang agak sayu membuat hatiku berbunga bunga. Kontolku yang tadinya sudah mengecil itu mendadak menegang lagi dan mendesak didalam celanaku.

Tanteku kemudian menciumi wajahku dengan kasih sayang, tangannya mulai meraba lagi bagian sensitifku dari bagian luar celanaku. Aku yakin Tanteku bisa merasakan penisku yang menegang dan keras itu. Elusan Tanteku terasa kurang nikmat, aku berpikir seandainya Tanteku memegang langsung burungku, tentu lebih nikmat. Belum habis aku berpikir, tiba-tiba saja Tante Iin melorotkan celana pendekku sampai terlepas. sehingga burungku yang sudah tegang itu bebas mengacung diudara terbuka. Dengan kelima jarinya Tanteku menggenggam burungku dan meremasnya pelan. Aku merasa gatal dan geli serta nikmat yang tak kumengerti tapi membuat aku merasa seperti melayang dan menggeliat serta merintih pelan.

Dengan memandang tajam mataku, remasan jari lentik Tante Iin di burungku menjadi semakin cepat bahkan juga dikocoknya naik-turun kadang-kadang juga dielusnya buah pelirku. Aku semakin meringis merasakan kenikmatan ini, secara naluriah aku berusaha merangkul Tanteku agar rasa geli itu makin terasa nikmat. Aku juga berusaha menempelkan wajahku ke wajah Tante Iin yang kulihat juga merah padam dan bibirnya gemetar. Nafas Tante Iin yang semakin memburu dan dia makin merapatkan tubuhnya ke tubuhku, tanganku diraihnya lalu dituntun ke dadanya yang montok dan kenyal itu.

Tanganku terasa menempel di puting susu Tante Iin yang terasa keras seperti kelereng itu. Aku meremasnya dengan agak sulit, karena telapak tanganku yang kecil itu tak bisa meremas keseluruhan permukaan dada Tante padat besar dan keras itu. Kuperhatikan Tanteku saat itu mengenakan T-shirt yang tipis tanpa mengenakan apa apa lagi dibaliknya. Merasa kurang puas hanya meremas dari luar, akupun menyelusupkan tanganku ke lubang tangan T-shirt Tante Iin sehingga tanganku secara langsung bersentuhan dengan dada yang telah lama aku kagumi itu, hangat dan licin sekali. Kalau tadinya Tanteku yang asyik meremas-remas kontolku, sekarang justru aku yang beringas meremas-remas payudara Tanteku bahkan tanganku yang lain juga ikut ikutan meremas payudara Tante Iin yang satunya. Tante Iin hanya memejamkan matanya rapat-rapat sambil menggigit bibir bawahnya.


Ingin memanfaatkan seluruh tubuhku untuk menikmati kekenyalan dada Tante Iin ini. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

“Aahh... aacchh...”, aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Iin yang masih di balut dengan celana pendek dan CD.

Tapi Tante Iin hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian Aku tak mempedulikan apapun sikap Tante Iin, bagiku kesempatan emas ini harus benar-benar dinikmati dan peduli dengan Tanteku. Tanganku bukan hanya meremas, tetapi juga memelintir puting susu Tanteku yang putih dan keras itu, lucu sekali melihat kedua tanganku menelinap dan bergerak-gerak di dalam t-shirt Tanteku.

Kurasakan tangan Tanteku sudah tak mengocok kontolku, tetapi hanya kadang-kadang saja dia meremasnya dengan keras membuat aku kesakitan. Dari luar dadanya yang berT-shirt mulutku ikut-ikutan menciumi dada Tanteku. Tak kusadari nafas Tanteku makin lama makin memburu, rupanya dia juga sangat menikmati kekasaran tanganku ini.

Tiba-tiba saja Tante Iin mengangkat T-shirt dan BH krem sehingga dadanya tersibak, baru saat itu aku bisa melihat kemontokan payudara Tanteku ini, tanganku hanya dapat menutupi sebagian ujung atas payudaranya, sedangkan bagian yang lain masih belum tersentuh oleh remasanku. Dada yang montok itu dipenuhi oleh barut-barut merah bekas remasanku.

”Ditt, isep pentilnya pelan-pelan ya”, bisik Tante Iin kepadaku.

Tak perlu diperintah dua kali, aku segera melumat puting susu Tanteku dan mengenyotnya sekuatku, Tante Iin mendesis-desis dan menekan kepalaku kuat-kuat kedadanya, aku memeluk pinggangnya dan kutindih badan Tante Iin dengan tubuhku yang telanjang itu. Terasa kontolku yang kaku itu menghunjam di tubuh putih mulus Tanteku yang hanya dilapisi celana dalam itu. Tanteku makin kencang memeluk tubuhku, bahkan ia menyuruh aku untuk menjilati juga putingnya. Cerita Seks

Kulakukan semua itu dengan penuh semangat, entah apa pengaruh kepatuhanku ini pada Tante Iin, yang jelas aku sangat menikmatinya, kontolku yang menggesek-gesek diperut Tante Iin terasa sangat mengasikkan. Mungkin karena sudah tak tahan dengan semua itu, tiba-tiba saja Tante Iin juga melepaskan celana dalamnya. Selama ini aku hanya bernafsu pada buah dadanya saja, aku tak pernah berpikiran lebih dari itu. Ketika dengan berbisik ia menyuruhku memindahkan ciumanku, aku agak bingung juga.

”Ditt, ayo sekarang ciumi selangkangan Tante ya, nanti punya kamu juga Tante ciumi”.

Aku menghentikan kesibukanku di dada Tante Iin dan memandang ke selangkangannya. Aku takjub sekali melihat selangkangan Tante Iin itu karena ada rambut keriting yang tumbuh di ujung selangkangannya yang cembung itu. Ini adalah pemandangan yang sama sekali baru bagiku, selama ini aku hanya pernah melihat selangkangan dalam film BF saja. Namun saat ini aku menyaksikan selangkangan wanita secara nyata yang berbulu kepunyaan Tante Iin ini. Perlahan kudekati dan mulai membelah bibir memeknya dan bulu2 yang agak lebat dan mulai lidahku menari-nari disana dalam posisi 69 tiba-tiba aku merasakan sesuatu.

“Tante sudah dulu yah aku mau keluar nih”, kataku.

“Sudah, keluarnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok”, kata Tante Iin.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Iin, karena Tante Iin tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

“Hhgg... Aachh... Tante aku mau keluar nih beneran”, kataku sambil melumat vagina Tante Iin yang kurasakan berdenyut-denyut.

Tante Iin pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.

“Croott... Crroottt... ser... serr... serr...”, muncratlah air maniku dalam mulut Tante Iin.

Tante Iin pun langsung menyedot dengan keras sambil menelan maniku namun karena saking gelinya, aku tak tahan lagi secara paksa aku tarik kontolku ternyata udah bersih dan mengkilat dan sehabis minum dan mengambil tisu Tante Iin menghampiri aku yang masih lemas.

"Ditt, pegang nih, enggak apa-apa kok sudah Tante lap”, katanya.

Akupun mulai memegang vagina Tante Iin dengan tangan yang agak gemetar, Tante Iin hanya ketawa kecil.

“Dit, kenapa? Biasa saja donk kok gemetaran kaya gitu sih ?”, kata Tante Iin.

Dia mulai memegang penisku lagi.

“Dit Tante mau itu nih”.

“Mau apa Tante?”.

“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Iin.

“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”.

“Tapi Adit enggak tau caranya Tante”.

“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah”, kata Tante Iin padaku.

Tante Iin pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Iin menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

“Kamu tahu enggak mandi kucing Dit ?”,tanya Tante Iin.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Iin pun langsung menjilati leherku, menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha bagian dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat.

Tante Iin pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku. Kulihat payudara Tante Iin mengeras, Tante Iin menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Iin. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Iin lagi, langsung Tante Iin kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Iin seperti menjilati es krim.

“Achh... uhh... heghh... acch... Ditt enak banget, terus Ditt, yang itu isep jilatin Ditt”, kata Tante Iin sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Iin tanpa sengaja tertelan olehku.

“Ditt... masukin donk Tante enggak tahan nih”.

“Tante gimana caranya?”.

Tante Iin pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Iin naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur dan sempat beberapa kali ujung penisku menyentuh dinding rahim Tante Iin Setengah jam kami bergumul dan Tante Iin pun mengejang hebat.

“Ditt... Tante mau keluar nih eghh... huhh... achh...”, erang Tante Iin.


Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Iin. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Iin mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Iin sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Iin tidak mencabut penisku dan membiarkannya di dalam vaginanya. Cerita Sex

“Ditt, nanti kalau mau keluar kaya tadi langsung aja keluarin didalem ya, tadikan dimulut . Tante udah steril kok (kb permanent dengan menutup rahim) ya”, pinta Tante Iin padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Iin langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

“Achh... Tante enak banget achh... Aarrgghhhh...”, kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.

“Tante... Aditt kayanya mau keluar niih”.

Dan akhirnya muncratlah pejuhku di liang kewanitaan Tante Iin sesaat kemudian kucabut penisku dan melelehlah sisa pejuhku dari vagina Tante Iin. Dengan bergegas dia masuk toilet membasuh memeknya dan memakai bajunya kembali sambil menciumku kemudian pulang. Dan DVD teserbu udah aku buang karena takut ketahuan ortu aku sampai saat ini hub kami masih berlanjut dan makin panas saja.


Nahh guys itu lah Cerita Dewasa Ngentot Dengan Tanteku Sendiri. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..

No comments: