Tuesday, November 21, 2017

Cerita Dewasa Nikmatnya Tante Bahenol Berhijab

Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas tentang Cerita Dewasa Nikmatnya Tante Bahenol Berhijab, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan di jamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati Cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Cerita Dewasa Nikmatnya Tante Bahenol Berhijab
Cerita Dewasa Nikmatnya Tante Bahenol Berhijab

Cerita Dewasa Nikmatnya Tante Bahenol Berhijab


Cerita Dewasa - Perkenalkan namaku Arif, umur 30 tahun, sekarang aku bekerja di perusahaan swasta. Ciri-ciri tubuhku ya standart orang indonesia deh. Sedikit rincian nih bagi yang penasaran dengan poster tubuhku. Tinggi sekitar  172cm-an, dengan berat 75kg-an.

"Ufhhh.. akhirnya usai sudah kegiatan yang menjemukan selama 2 minggu di sini dan aku mo balik ke Jakarta untuk refresh nih", kataku didalam batin setelah menyelesaikan kegiatan yang menjenuhkan dari perusahaan tempat ku bekerja.

"Besok aku sudah mau pulang ke Jakarta setelah mengikuti kegiatan dari Perusahaan di Kota ini di ujung Timur Indonesia nih", ucapku dalam batin sambil kegirangan untuk pulang ke Jakarta.

Dari sekian banyak aku berpergian keluar kota, aku belum pernah sekalipun naik kapal laut. Kali ini aku memutuskan untuk pulang ke Jakarta menggunakan jalur laut meskipun waktu tempuhnya selama 1 minggu. Setelah selesai membeli tiket kapal laut kelas 1, aku langsung siap-siap berkemas barang-barangku untuk keberangkatan ku besok.

Tiba saatnya hari keberangkatanku, aku langsung meluncur kepelabuhan. Setelah sampai dipelabuhan dan mengantri untuk pemeriksaan tiket. Setelah selesai melewati berbagai proses pemeriksaan tiket, aku langsung bergegas menuju kamar kelas 1 yang sudah menjadi kamarku. Dikamar tersebut aku tidur sendirian, langsung saja aku telanjang bulat untuk mandi. Setelah selesai mandi aku berjalan-jalan di atas dek kapal sambil menunggu berangkatnya kapal tersebut.

“Wahhh.. kalo selama 1 minggu diatas kapal ga ada yang bisa bikin buat seger jadi tambah jenuh nih”, ujarku di dalam hati.

Setelah melihat-lihat sekeliling kapal dan akhirnya aku berdiri di pinggiran kapal sambil melihat kebawah sambil batiku berkata,

"Kali aja ada yang bisa nemanin aku selama seminggu ini kan lumayan".

Dari sekian banyak gadis-gadis yang lumayan cakep, entar kenapa mataku malah tertuju pada seorang ibu muda berjilbab kira-kira berumur 27 tahunan. Ibu tersebut bersama anaknya yang kira-kira 5 tahunan dan sebelahnya di antar seorang lelaki yang kemudian mencium kening ibu itu dan anaknya. Setelah itu mereka berdua naik ke kapal dan tak lama kemudian kapal berangkat meninggalkan pelabuhan dan lelaki itu melambaikan tangganya kepada ibu dan anaknya setelah kapal menjauh dari pelabuhan. Kemudian aku mulai mendekati ibu muda itu dan memberanikan diri untuk berkenalan.

“Namaku Arif, aku tujuan Jakarta”, ujarku.

Ibu itu sekilas melihat aku dan senyumnya mengembang di bibirnya yang tipis. Tak lama kemudian di berucap,

“Namaku Risma, ini anakku dan tujuan juga ke Jakarta” ucapnya.

Akhirnya kita saling ngobrol-ngobrol dan ternyata tadi adalah suaminya yang bekerja di kota ini. Risma dan anaknya datang ke kota ini setiap 6 bulan sekali untuk melepas rindu dengan sang suami. 

“Walahh... kuat juga yah, kalo aku sih kagak nahannnn”.

Besok pagi disaat waktu makan pagi aku melihat Risma bersama anaknya sedang menuju ruang makan. Aku melihat dari belakang.

“Hhmmmm berisi juga nih pantatnya, sekel lagi, padahal sudah di tutupi gaun yang menutupi sampai mata kaki nih” ujarku dalam hati.

Langsung aku menemuinya dan makan bersama-sama di 1 meja. Sambil aku ngelirik ke arahnya, wow sempat aku melihat bentuk payudaranya yang ditutupi oleh jilbab dan bajunya.

"Lumayan mengkal nih toket, sayang sih klo ga di cicipi", waduh jadi kotor pikiranku.

“Di kelas 1 juga yah”, tanyaku.

“Tidak mas aku ambil di kelas 2”, jawabnya sambil senyumnya mengembang dari bibirnya yang tipis dan basah.

“Oooohhh kalo aku di kelas 1, abis sendirian dan pengen tenang dan rileks aja”, ucapku sekenanya.

“Risma juga sendiri kok, daritadi malam belum ada penumpang yang sekamar dengan Risma, jadinya Risma cuma ditemani anakku aja neh”, sahutnya.

“Ooh gitu yah berarti aku bisa dong main-main ke kamarmu ?”, tanyaku.

“Bisa aja kok, kita kan di satu gang, tadi malam mas kan sempat keluar aku lihat kok”, ujarnya.

“Ooh ya aku mau cari rokok tuh semalam”, sahutku lagi.

Setelah selesai makan pagi, kita bersama-sama jalan di koridor kapal sambil bercerita dan diiringi guyonan kecil. Karena di luar koridor angin cukup kencang maka saat aku berjalan disampingnya. Aku mencium bau wangi yang sangat harum dan melihat putihnya leher ibu berjilbab ini.

“Ooh seandainya aku dapat menidurinya”, bisikku di dalam hati.

Hari kedua belum terjadi apa-apa diantara kami, namun setelah makan sore iseng-iseng aku mengetuk pintu kamarnya.

“Risma, ini aku Arif boleh aku masuk”, tanyaku.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan muncul kepalanya yang ditutupi oleh jilbab seadanya dengan menggunakan terusan daster. Penampilannya tersebut sama sekali tidak mengurangi kecantikan dan kemontokannya. Cerita Sex Dewasa

“Silahkan masuk mas”, ujarnya pelan.

“Maaf anakku baru aja tidur dan aku baru saja tidurin dia”, sahutnya.

Dikarenakan kita nggak mau mengganggu anaknya, so kita duduk di satu tempat tidur yang lain sambil bercerita. Aku memandangnya.

“Oohhhh semakin lama disini, aku semakin tidak kuat menahan birahiku”, ujarku didalam hati.

Saat kita sedang bercerita dasternya tersingkap sampai dengan lututnya. Spontan aku mengatakan,

“Mulus sekali kakimu Risma.. pasti kamu rawat dengan baik dan secara sempurna ya”, ujarku sambil tanganku mengelus-elus betisnya secara refleks.

Langsung dia menarik kakinya dari tanganku sambil berujar.

“Aah mas Arif bisa-bisa aja nih”, Senyumnya mengembang dari bibirnya yang tipis dan basah namun aku tetap memegang betisnya dan bahkan menggeserkan tanganku keatas.

“Aah Mas... jangan gitu ah, nggak enak nih”, sahutnya.

Namun aku tak berkata-kata lagi langsung aku sibakkan dasternya sampai ke pahanya dan langsung kuciumi dan kujilati pahanya.

“Ssluuurrrppp... Ohhhhhh Mass jangan dong”, ujarnya.

Namun Risma tidak menarik pahanya dari mulutku, malahan tangannya memegang kepalaku dan seolah-olah menekannya.


“Ssluurrrppp… slururrpppp... ssshhhh oh mas... jjaannn… gannn”, pekik Risma pelan.

Namun aku tetap melanjutkan jilatanku sampai ke pangkal pahanya dan secara cepat aku menarik celana dalamnya turun dan "Ssluuurrrppp" kujilati memeknya yang penuh dengan bulu-bulu.

“Ooohhhh mas Ariff… oohhh”, desahnya.

Itilnya juga tidak luput dari jilatan lidahku.

"Slururpp… sluruppp… Shhhh ohhh mass aduuuhhh ahhhh”, jeritnya pelan.

Setelah sekitar 15 menit aku bermain lidahku di memeknya. Aku memberhentikan kegiatanku dan kuangkat kepalaku keatas kulihat Risma memejam matanya menahan kenikmatan yang baru dia rasakan. Oohhh aku liat begitu indah pemandangan didepanku. Ibu muda, cantik dan berjilbab menggunakan daster setengah telanjang sedang menanti kontol neh langsung kuhampiri bibirnya yang sedari kemarin aku inginkan.

"Ssluuup.. smmm hmmm", kita langsung bersilat lidah.

Tak lupa tanganku menggerayangi payudaranya.

“Oohhh mas.. pintar sekali kamu, ohhhh.. achhh..”.

Kuturunin lidahku menuju payudaranya dan kugigit-gigit kecil dari luar dasternya.

“Oohh.. mass cepaattt nanti anakku bangun”, bisiknya pelan.

Langsung tanpa ada yang perintah. Kubuka celana panjang dan sekalian celana dalamku.

“Uupps... besar sekali mas punyamu”, sahutnya.

“Silahkan Risma apa yang kamu inginkan” ujarku.

Risma langsung menyodorkan mulutnya dan menghisap kontolku dengan mahirnya.

“Uugghhhhff Risma kamu pintar juga yah sama suamimu juga sering beginian yach?”, tanyaku kepadanya.

“Mmmrmmmrpp.. nggak masss jarang mas”, jawabnya singkat.

Setelah sekian menit aku langsung memberhentikan isapannya pada kontolku dan langsung menaikkan dasternya tanpa melepas jilbabnya dan Risma membuka kedua pahanya menanti kontolku memasuki dirinya.

“Ayok mas.. cepatan aku sudah ga tahan mas.. Oohhggghh”.

Pelan-pelan kutempelkan kontolku di permukaan memeknya.

“Ooufghhhh...”.

Baru aja kepala kontolku masuk udah terasa nikmat.

“Dooorong mas enaakkk mass oughhhh”.

Kudorong pelan-pelan masuk dan Bleeeeeeeeeesss..

“Uughhf...”.

Akhirnya masuk semua kontolku kedalam memeknya. Kudiami beberapa saat dan mulailah kupompa kontolku di dalam memeknya.

"Srooopp.. croopppp slerrrrpp…".

“Oohhh enak sekali memekmu Risma..”.

“Iiiyyyyaa kontolmu juga enak mass… oohhh terusin mass”.

Aku sengaja tidak membuka jilbab dan dasternya takut kalo anaknya tiba-tiba bangun.

“Teruuusss mass yang cepatt ooohhh sruuuppp sreettt croooppp..cleppp”.

Aku pompa terus memeknya sampai kira-kira setengah jam kulihat Risma sudah mulai tanda-tanda mau keluar.

“Oohhh mass cepatannnn.. Risma udah mo keluar…”.

“Sabarr yah.. mas juga udah mau keluar... uggghh Risma.. kita sama-sama keluarin yah ooohhh sllluuppp oohhh achhhh..”.

Akhirnya Risma telah keluar dan semenit kemudian menyusul aku menyemprotkan air maniku ke memeknya.

"Crootttt.. crroooot… corootttttt…. Uuuffhhhh.. mas banyak sekali air manimu mas”. 

Setelah kita tenang langsung Risma ke kamar mandi membersihkan air maniku yang mulai meleleh di pahanya. Aku menunggu dia keluar dari kamar mandi dan aku bilang minta maaf yah bahwa aku kebawa nafsu, dia bilang nggak apa-apa kok.

Setelah itu aku mohon izin untuk kembali ke kamarku dulu dikarenakan jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Besok pagi disaat waktu makan pagi, aku mengetok kamarnya.

“Risma kita sarapan pagi yuk”, ujarku pelan.

Tak lama pintu terbuka dan Risma telah siap dengan pakaian longdres panjang dan berjilbab. Uuugghhh cantiknya dia dan menyilahkan kumasuk.


“Anakku belum bangun nnih", jawabnya.

“Jadi gimana dong..”.

“Kita tunggu bentaran aja yach”, tanyanya.

Akhirnya kita ngobrol-ngobrol.

“Eehh.. udah sekitar setengah jam nih.. anak kamu masih belum bangun juga”.

Tau-tau kita malahan saling pegang-pegangan tangan.

“Risma kamu cantik sekali”, ujarku.

“Aach mas ini.. Risma biasa-biasa aja kok”, ucapnya.

Malu-malu langsung kususup lidahku ke mulutnya.

“Mhmmmmpppff jangan ah mas ntar anakku bangun lho”, sahutnya.

“Sebenntarr aja yah Risma”, ucapku memelas.

“Hhmmmm gimana yah”, jawab Risma.

Tanpa menunggu jawabannya langsung kuciumi bibirnya yang merah dan basah itu.

“Ssluruurupp hmmpfghh oohhh.. masshh..”, Langsung kumainkan lidahku di dalam mulutnya.

“Cuupppss smshhsh oohh..”.

Tanpa membuka jilbabnya langsung kunaikkan longdressnya. Kuturunin celana dalamnya.

“Ooohhh udah basah juga nihh memeknya”.

“Sssss.. ssss mas… oohhh..”.

Cepat-cepat kubalikin dia aku pengen gaya nungging.

“Oohhh mas…”.

Kuangkat kakinya satu dan mulai kutusukkan kontolku. Cerita Seks

“Sssss oougghhh.. blessss sssssllreepp mmrrpp oohhh mas nikmat sekaliii…”.

“Rismaaa memekmu juga enaakakk”.

“Ooougghhhaaa ooohhh yang cepat mas..”.

Kupompa kontolku. "Srooortkkk.. sluururppp sreet bellsss..".

“Uufghhh masss enak sekali… hmmmm”.

“Iya yyahh oohhh.. Risma ayookk kita keluarin sama-sama”.

“Oooggghh mass… aku mo keluarrrrr oogghhrrr ahhhhh…”.

Langsung badannya Risma jatuh ke tempat tidur sambil tetap menungging membelakangi aku dan tanpa menunggu lagi kutusukkan kontolku lagi.

"Bleessssssssss… Ooohhhh masss enakkk… cepattttaaannn iiiiiyya..”.

“Oooohh mas hampir keluar neh…”.

“Ooghhhs… oohhhh Risma… siiappp…”.

"Croootttttt… croottt… crooott… ughhh…".

Tumpah ruah air maniku kedalam memeknya lagi, tak lama air maniku keluar. So anaknya juga udah mulai bangun dan kita langsung bereskan diri dan menuju ruang makan. Selama empat hari kita selalu bercinta, namun Risma tidak pernah telanjang alias jilbab dan bajunya masih menempel di badan dan aku pun tak mempermasalahkan itu yang penting memeknya yang ranum.

Hingga suatu malam hari ke enam dan rencananya besok kapal kita sudah nyampe di Jakarta aku sedang santai sambil tiduran di dalam kamar hanya mengenakan celana pendek.

"Tok tok".

Kudengar ketukan pintu kamarku,

“Siapa yah?”, tanyaku.

“Ini Risma mas”, jawab suara diluar.

Serta merta aku berdiri dan membuka pintu untuknya. Kulihat Risma hanya mengenakan daster panjang tanpa mengenakan jilbab. Oohhhh.. cantiknya dan putih sekali lehernya itu semenit aku terpana di depan pintu.

“Mas boleh aku masuk?”, tanyanya langsung.

Aku tersentak kaget.

“Ooh iya.. ya silahkan Risma”, sahutku.

“Ada apa ne Risma, malam-malam kesini?”, tanyaku.

“Ndak nih aku mau nanya aja.. besok kan kita udah nyampe Jakarta, trus mas langsung pulang yah”, tanyanya.

“Iya sih soalnya lusa udah masuk ngantor”, terangku kepadanya.

“Ooooohh.. ya udah deh Risma langsung pulang ke kampung aja dech..”, jawabnya.

Setelah kita ngobrol panjang lebar. Risma pamitan mau kembali ke kamarnya, dikarnakan jam udah menunjukan pukul 9 malam, namun disaat dia mau berdiri, kupegang tangannya dan kuciumi sambil kujilati telapak tangannya sampai ke pangkal lengannya.

“Ooouuhhh mas geli ahh”.

Tanpa kujawab kujilati lehernya yang putih mulus itu.

"Sluurrppp.. slurppp shhhh ssss..".

“Ooohh mas sluurrp”.

Kutelusuri lehernya yang jenjang kadang kugigit-gigit kecil.

“Ooowhh massss ohhh..”.

“Risma aku ingin bersamamu malam ini”, ujarku.

Dia diam sambil menundukkan kepalanya. Hhmmmmm.. tanpa tunggu jawabannya langsungku gendong dan kubawa ke tempat tidur mulai kuciumi bibirnya yang ranum. 

"Hhmmmm.. sluruppp… ssshhmm… ohssss…".

“Risma sungguh enak bibirmu..”.

"Hhmmsfh..".

Kubuka perlahan-lahan dasternya oohhhh ternyata Risma tidak memakai BH dan celana dalam.

"Ssluruuurpp slururpp hmmmm", langsung kujilati payudaranya yang putih mengkal.

"Sluuruppp..".

“Oohhhssss massss teruuuusss”, ucapnya terbata-bata.

Kutelusuri lidahku ke memeknya yang rimbun.

"Ssluruuupp..", sambil kujilati itilnya.

"Ooohhhhsss…", langsung kubalikkan badanku tepat kontolku di mulutnya.

"Sslruuup ooughhh hmmmsss", kontolku langsung diisapnya sambil tak lupa kuhisap juga memeknya yang ranum ini dengan gaya 69.

“Oohhh mas… aku udah nggak tahan… tuussuuukk mas…“.

“Saabbarrr Risma aku ingin malam ini berkesan sekali”, ujarku.

"Ooohhsusss",  kujilati terus sampai terasa banyak lendir yang keluar dari memeknya Risma.

“Massssssss…”, Langsung kuubah posisiku dan siap-siap kutusukkan kontolku ini.

"Sslleeeeerrpp.. blesssshh.. oohhhhh.. crororlkkk crorokk.. crokk..".

“Oohh mas.. enak sekali”.

Kuangkat kakinya yang satu sambil terus kupompa kontolku.

“Smsmshhgg oouuhhh.. mass teruskan masss… ennaakkk”.

"Sroorkkk.. cororkk...".

Setelah setengah jam, saat-saat aku mau keluar, langsung kuminta Risma untuk berbalik dan kutusukan kontolku lewat belakang (gaya doggy).

“Ooougghhhh enak sekali memekmu Risma”, sahutku.

"Blesss blesss..".

“Mass enakk..”.

Kupompa kontolku secara cepat dan akhirnya.

“Risma kita keluarin sama-sama yah”.

“Iiiiiiyyya mass ohhhuuu sssss..hhhh massss aaaaaaaaaahhhh..”.

Kuteriak agak keras dan akhirnya air pejuku muntah juga kedalam memeknya.

“Ooh mas enak sekali Risma lemas nih”, sahutnya.

Setelah beberapa menit, Risma mohon pamit kembali ke kamarnya karena sudah tinggalin anaknya 3 jam tuh. Akhirnya aku juga tidur. Keesokan harinya kita berdua terlambat bangun pagi. dan aku pikir lebih baik bersiap-siap aja untuk beberapa jam akan sandar di pelabuhan Tanjung Priok saat aku lagi berbenah-benah. Kudengar ketokan di pintu dan suaranya Risma terdengar dari luar sana,

“Mas.. udah siap-siap yah..?”, tanyanya.

“Iya nih..”.

Sambil kulirik dia membawa anaknya.

“Ayo masuk dulu..”, jawabku.

“Risma udah siapin barang-barangnya yah?”, tanyaku.

“Ya udahlah mas, maka itu kita kesini mau memastikan, siapa tau mas masih belum bangun gara-gara semalam”, bisiknya di telingaku.

“Hhhmmm Risma kamu itu makin menggemaskan aja”, sambil kucolek pantatnya.

“Wow kelihatannya dia nggak pake celana dalam neh”, ucapku dalam hati.

Aku jadi pengen buktiin nih tapi bagaimana yah? Soalnya dia bersama anaknya neh dan sebentar lagi kira-kira 2 jam-an udah mau nyampe di pelabuhan neh waaahhh. Aku jadi tambah panas dingin neh kulihat Risma menghempaskan pantatnya di tempat tidurku anaknya juga disebelahnya.

“Risma kamu kok tambah cantik yah, memakai jilbab dan terusan (longdress) itu”, ujarku.

“Aahh mas ini pasti kalo ngebilang itu ada maunya yah”, selidiknya sambil senyum.

“Tau aja”, sahutku.

Sambil kubereskan pakaianku dan kumasukin ke dalam tas, kulihat anaknya udah mulai rewel neh ndak tau kenapa yah. Kali aja udah mulai ngantuk atau udah tau yah mamanya mo pikiran ngeres mama.

“Ari kembali ke kamar dulu yach”, tanya anaknya.

“Mo ngapain Ri?”, tanya mamanya.

“Mo bobo bentaran aja ngantuk neh”.

“Oohh ya udah kalo gitu, ntar lagi mama nyusul kan tinggal sejam lagi kita nyampe Ari bobo dulu yah ntar mama bangunin”, sahut mamanya.

Langsung serta merta Ari pamit ke kamarnya dan kututup pintu kamarku. Tanpa menunggu lama lagi kuangkat longdressnya.

“Ooohhhh.. mass mo ngapain?”, pekik Risma.

Hhhmmmmppp betul yang kuduga Risma tidak pake celana dalam pasti udah mo ngerasain kontolku lagi yah langsung kujilati saja memeknya.

"Ssluuurppr… sluurprp…".

“Ooughhs hmmmmss.. masss achhh mass”.

Setelah sekian menit langsung kuangkat kakinya satu di atas tempat tidur dan kutusukan kontolku ke memeknya.

"Blessssss… srelllpp… slleeeeeppp… bleessss…".

“Oooouughhh massssss… nikkmmaattt… ssssscloopp… clop..”.

Karena waktu yang terbatas aku semakin cepat memompa memeknya.

"Ccroooppp.. cloppp..", bunyi paha kita beradu.

"Ssluruuru blessslsss.. sssshh..".

“Masss aku sungguh tidak bisass melupakanmu”.

“Oooohhh.. Rismaaa mmemekmu sungguh legiiit”.

"Sslreeepp.. sloopp..".

“Cepatan mas”.

Langsung kupompa lebih cepat lagi dan akhirnya...

“Ooooooohhhh aaaaaaaahhhh Risma siaapp aku mo keluar uuggghhh…”.

"Ccroooot… croottt.. croooot...", pejuku keluar langsung mengisi rahimnya lagi.

“Oooohhh mas sungguh nikmat kontol dan air manimu itu”, sahut Risma.

Langsung tak lama pengumuman dari ABK bahwa setengah jam lagi kapal akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok serta merta kita berdua bergegas merapikan kembali pakaian dan Risma kembali ke kamarnya dan aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lagi. Sebelum aku mandi kubilang sama dia.

“Pake celana dalammu yah, soalnya nanti bisa diliat orang dan takutnya nanti aku minta lagi neh”, ujarku dibalasnya Risma dengan memegang kontolku. Cerita Sex

“Hhmmmmm kontol yang nikmat”, ujarnya.

Kapal sudah berlabuh di pelabuhan dan kita berdua sudah tiba di dermaga dan saatnya kita berpisah. Masing-masing dari kita memberikan alamat rumah dan berharap di lain waktu kita bisa bertemu lagi lambaian tanganku menyertai kepergian Risma dan anaknya ke kampungnya. Oh Risma engkau memang birahi yang tak pernah padam walaupun tubuhmu tertutup jilbab dan gaun panjang namun kamu tidak bisa mempungkiri hatimu.

Jangan Lupa Baca Juga : Cerita Seks Ngentot Anak Langgananku.

Nahh guys itu lah Cerita Dewasa Nikmatnya Tante Bahenol Berhijab. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..

No comments: