Wednesday, November 22, 2017

Cerita Sex Ngentot Wanita Tukang Jamu

Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas tentang Cerita Sex Ngentot Wanita Tukang Jamu, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan di jamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati Cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Cerita Sex Ngentot Wanita Tukang Jamu
Cerita Sex Ngentot Wanita Tukang Jamu

Cerita Sex Ngentot Wanita Tukang Jamu


Cerita Dewasa - Perkenalkan nama saya Andry, umur saya 24 tahun dengan tinggi sekitar 168cm dan berat 76kg. Kisah ini saat saya sedang liburan kerumah ortu saya disuatu kabupaten yang terletak dilereng pegunungan karena lagi libur pergantian semester diuniversitas saya.

Singkat cerita pada saat itu saya sedang duduk-duduk diteras sambil menghirup udara segar tidak seperti di bandung yang sekarang sudah mulai tercemar polusi. Kemudian setelah berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan topi bambu kerucut dan menggendong sebuat bakul yang berisi botol-botol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi topi coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih. Mungkin karena saya lama memperhatikannya kemudian, dia masuk dari pagar yang terbuka dan masuk keteras.

“Jamunya tuan…”, katanya sambil menawarkan jamu dagangannya.

Kemudian dia membuka topinya dan terlihatlah seorang wanita yang kira-kira berumur 28 tahun. Mukanya cantik sekali, putih mulus dan tak satupun jerawat hinggap di wajah cantiknya.

“Jamunya ada apa aja mbok ?”.

“Ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot-cekot, asam urat dst". (macam-macam sampai pusing mendengarkanya)”

“Waduh maaf mbok, saya nggak sakit”.

“Ooh… kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat sehari-hari supaya tetap sehat bugar”.

“Ya udah deh mbok, yang itu aja…”.

Kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca dan mulai tangannya mengambil bermacam-macam botol dan menuangkannya ke gelas itu seperti bartender. Saya diam-diam melihatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambutnya yang hitam panjang dan lurus menghiasi wajahnya yang bersih itu. Terlihat badannya sangat sintal dan langsing singset dan kaki putihnya yang tidak ditumbuhi bulu-bulu. Terlihat dia sangat merawat dirinya, mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. Tidak sengaja saya melihat gundukan payudaranya dibalik bajunya, terlihat payudaranya yang SANGAT BESAR dan kencang. Ternyata dia tidak menggunakan BH, tapi saya tetap kesulitan melihat putingnya karena bajunya ketat dan bajunya sangat tebal.

“Ini mas jamunya”, ucapnya sambil menyodorkan jamu yang sudah di buat.

“Terima kasih”, balasku singkat.

Kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yang cantik itu sambil berbincang-bincang

“Waduh mbok, jamunya enak banget”.

“Terima kasih mas”.

“Andry, nama saya Andry. Kalau boleh tau nama mbok siapa ?”.

“Nama saya Ningsih”.

“Panggilanya siapa mbok Ningsih ?”.

“Terserah mas saja”.

“Kalo manggilnya mbok Ningsih boleh nggak ?”.

“Boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum nenek-nenek”, katanya sambil tertawa kecil.

“Iya Ningsih kamu masih muda, cantik lagi”.

“Ah mas bisa aja deh”.

“Suami kamu pasti senang sama kamu”, ucapan ini tersirat untuk menanyakan statusnya karena biasanya disini orang kawin pada usia 20 tahunan. Cerita Sex Dewasa

“Saya belum kawin mas”.

“Ohh begitu toh”.

“Ngomong-ngomong Ningsih sudah jualan jamu sejak kapan ?”.

“Sudah 7 tahun mas”.

“Ohh gitu toh mbak, ini mbak sudah habis”, sambil memberikan gelas yang sudah kosong.

“3000 mas”.

Kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selembar 5000.

“Ini mbak”, sambil menyodorkan uang 5.000 kepadanya.

Pada saat dia menerima uang pembayaranku, dengan sengaja saya menyenggol tangannya. Woww halus sekali.

“Ini mas kembaliannya”.

Kembali saya menyenggol tangannya hanya sekedar ingin merasakan halusnya tangan Ningsih penjual jamu tersebut. Lalu dia mulai berjanjak pergi dan menjajakan dagangannya ke tempat lain.

Keesokan harinya, saya ingin bertemu dia lagi sehingga saya kembali menunggu di teras rumah di pagi hari. Cukup lama saya menunggunya sekitar setengah jam batang hidungnya belum juga terlihat oleh mataku. Dengan rasa bosan ketika menunggu saya kemudian masuk kedalam rumah. Sekitar 3 jam kemudian terdengar suara ketukan di pintu depan kemudian saya buka pintunya dan ternyata yang datang adalah si Ningsih.

“Mas Andry, jamunya lagi nggak ?”.

“Wahh… dari tadi sudah saya tunggu-tunggu kok nggak datang”.

“Iya mass tadi saya lagi nganter anak saya ke sekolahan”.

Kemudian saya binggung sejenak,

“Belum kawin kok punya anak sih ?” gumamku dalam hati.

Kemudian saya ajak ke dalam rumah.

“Ayo mbak masuk aja”.

“Terima kasih mas”.

Kemudian dia langsung masuk kerumah saya dan melepaskan sandal kumalnya di depan.

“Eh.. ehh.. Ningsih ga perlu dibuka sendalnya !”.

“Nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja”.

Kemudian dia masuk kerumah dan duduk beralas ubin.

“Ehm Ningsih kok duduk disitu sih ?”.

“Kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan?”.

“Ini kan di ruang tamu jadi nggak apa-apa ayo duduk disini”, kataku sambil menepuk sofa.

Kemudian dia duduk di sofa.

“Nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo…”.

“Iya mas”.

“Oh ya Ningsih, kemarin minumanya bikin saya sehat dan bertenaga”.

“Makasih mas, mas mau minum itu lagi?”.

“Iya Ningsih”.

Kemudian dia mulai meracik ramuan minumannya. Tapi perbincangan kami membuatnya berhenti sebentar-sebentar.

“Ningsih, biasanya yang laku itu jamu apa?”.

“Oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas”.

“Jamu buat perempuan itu apa aja?”.

“Jamu pembesar dan pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus, & jamu rapet mas. Biasanya pagi-pagi saja sudah laku mas”.

Ternyata mendengar pembahasan yang seperti ini membuat penis saya sudah berdiri separo.

“Oh gitu toh, pantesan yang punya cantik sekali”.

“Ah mas bisa aja deh”, katanya tersipu malu.

“Abis itu tetek kamu juga besar, pasti sering minum jamunya ya”.

“Ah mas... ngga enak loh didengar orang”.

“Tenang mbak, santai saja di sini cuman kita berdua, tapi yang tadi beneran lo mbak”.

“Oh itu gara-gara saya harus minum tiap hari mas”.

“Kok harus ?”.

“Iya karena kalau rasanya beda berarti racikannya beda mas dan hasilnya juga beda mas”.

“Oh gitu toh, ngomong-ngomong tadi mbak ini janda ya ?”.

“Nggak mas”.

“Punya anak angkat?”.

“Nggak mas, kok pertanyaannya seperti itu sih?”.

“Aaa.. anu mbak, saya binggung katanya nganter anaknya kesekolah kan kemarin mbak bilang belum nikah”.

Entah dengan sengaja atau tidak, dia menumpahkan air jamunya ke lantai.

“Maaf mas, nggak sengaja”.

“Nggak saya yang minta maaf, saya sudah lancang bertanya seperti itu, saya mau ngambil pel dulu”.

Kemudian saya mengambil pel lantai di sudut ruangan dan membawanya ke ruang tamu.

“Udah mas saya aja ngelap”.

Sebenarnya saya ogah-ogahan, jadi langsung saya memberi pelnya ke Ningsih.

“Ini Ningsih”.

Kemudian dia langsung menjongkok di hadapan saya dan mengelap. Ini adalah kesempatan emas melihat payudaranya. Maju mundur, maju mundur terlihat bukitnya bergoyang dengan indah. Tetap saja putingnya tidak kelihatan, hanya melihat separuh dadanya sudah cukup bagiku. Setelah itu dia kembali meracik ramuan jamunya.

“Sebenarnya begini mas, kisahnya memalukan mas. Saya pacaran dengan laki-laki di desa terus main gituan sama dia, begitu mendengarkan saya hamil dia malah melarikan diri”.

“Waduh... maaf Ningsih saya tidak tahu”.

“Udah mas nggak papa, semuanya sudah terjadi nggak bisa kembali lagi, lagipula ini juga salah saya, ini mas jamunya”.

“Iya makasih”.

Kemudian saya mengambil gelas penuh jamu itu dari tangannya.

“Saya jadi kepikiran mas”.

“Udah Ningsih, itu kan sudah masa lalu”.

Kemudian saya meneguk jamunya kembali.

“Mas, Ningsih mau tanya sama mas. Emang mas udah pernah main gituan ya?”.

“Iya sudah, emang kenapa Ningsih, kok tiba-tiba tanya begitu ?”.

“Nggak mas emang nggak takut hamil”, rupanya gadis ini gapsek (gagap seksual).

“Mas kan punya ilmu biar nggak hamil”.

“Ah mas bisa aja deh…”.

“Beneran, mas nggak bohong”.

“Trus kesakitan nggak mas?”.

“Enggak, malah mau lagi”.

“Ah mas bohong ah”.

“Iya beneran”.

“Mas keliatan bohongnya, buktinya dulu saya begituan sakit”.

“Emang sama mantan pacar kamu diapain?”.

“Dulu pacarku pernah remas-remas itu saya, sakit mas, terus dia nunjukin itunya, saya ngeri mas ada bulunya kriwil-kriwil hiii”.

Saya tertawa mendengar apa yang diceritakannya.

Jangan Lupa Baca Juga : Cerita Dewasa Perselingkuhan Ngentot Dengan Amoy Cina Yang Sungguh Nikmat.

“Terus gimana Ningsih ?”.

“Dia masukin itunya ke ini saya mas, perih banget mas. Trus pas dikeluarin ada darahnya mas, trus saya juga pernah ngeliat orang begituan mas di mobil. Begitu laki-lakinya cium dileher, perempuanya mangap-mangap mas, trus lehernya merah mas. Saya jadi takut padahal ibu-ibu yang beli jamu suka ngobrol katanya sama suaminya begituan senang banget”.

“Itu tandanya perempuanya keenakan Ningsih, terus yang dikatain ibu-ibu itu bener Ningsih”.

“Tapi kok saya sakit, apa saya kelainan mas?”.

“Nggak, kamu nggak kelainan, pacar kamu yang kelainan. Mas bisa buktiin kalo begituan itu enak”.

“Nggak ah mas, nanti anak saya jadi dua deh, susah mas”.

“Lho… kan tadi mas sudah bilang, mas kan punya ilmu biar nggak hamil”.

“Bukan ilmu hitam kan mas?”.

“Iya dong, gimana, mau nggak?”.

“Nggak mas, trima kasih nawarin”.

“Eh Ningsih, mas nggak nawarin dua kali lho, mas janji kamu nggak hamil dan nggak sakit seperti yang kamu lakuin sama pacar kamu”.

“Gimana ya mas ?”.

“Udah bilang ya aja susah banget, mas bikin kamu keenakan bahkan mau lagi”.

“Tapi mas janji ya, kalo nggak mas saya laporin ke polisi lo mas”.

“Iya”.

Kemudian dia mengangguk-angguk kecil. berarti sudah ada lampu hijau buat saya. Kemudian saya mendekatinya dengan duduk di sampingnya sambil berusaha mendekatinya. Tapi dianya bergeser menjauhiku terus-menerus, tapi akhirnya dia dipojok juga. Cerita Seks

“Ningsih, kalo kamu minggir terus, kamu nggak dapat enaknya nanti”.

“Saya ndredeg (deg-degan) mas”.

“Kalo gitu kamu merem ya”.

Ketika dia meremkan matanya saya mendekatkan bibir saya ke mulutnya. Kemudian saya mencium bibir merekahnya itu setelah itu saya melepaskan bibir saya.

“Gimana Ningsih?”.

“Enak mas”.

“Ini ada yang lebih enak, caranya nanti mulut kamu kebuka terus lidah kita ketemu”.

“Iih mas jijik”.

“Kamu kan belum rasain, kamu coba dulu, pasti ketagihan”.

Kemudian dia membuka mulutnya, seketika itu saya memiringkan kepala saya dan mendekatkan kepala saya dan kami melakukan french kiss.

“Hhmpphh…hmpph…”, katanya yang membuatku bergelora.

Rupanya tangannya memeluk keras punggungku seakan-akan tidak ingin melepaskanku. Kemudian terasa juga payudaranya dan putingnya di dadaku. Kontan saja penisku naik dan sudah menempel di pinggangnya. Tanganku juga dipunggungnya juga merayap-rayap dan tangan saya Turun ke bokongnya yang bulat itu.

Tak puas dengan bibir sensualnya itu, saya naik ke telinganya. Telinganya saya gigit-gigit kecil dan lidah saya dengan nakalnya saya masukan kelubang telinganya dan tercium aroma shamponya.

“Mas, geliii mas uhh... sshhh... ahhh...”.

Cukup lama saya bermain dengan telinganya kemudian saya turun ke lehernya dan menggigit kecil lehernya.

“Hhmmpph... ahh… uhh…”.

Desahanya berulang kali dan makin lama makin keras. Tangan saya yang tadi di pantatnya sekarang sedang membuka kancing bajunya.

“Sshhh mas apa-apaan nih ? ahh... uhhh... jangan mas... ochhh...”.

Tetapi saya terus melanjutkannya sambil menggigit-gigit kecil lehernya, setelah semua kancingnya terbuka, "WOWW FANTASTIS !". Tertampanglah sepasang buah dada sempurna!, tidak menggantung, bulat, besar, montok seperti buah semangka yang sudah siap untuk dipanen. Lebih besar daripada pembatuku yang sering ku garap. Kemudian saya turun di dadanya dan membenamkan muka saya diantara dua bola berpuncak itu. Kedua tangan saya pun memegang kedua payudara yang indah itu dan menjepitkannya ke muka saya. Ohh lembutnyaa, muka saya seperti dipijit-pijit, kemudian setelah itu saya mulai meremas-remas payudaranya.

“Oochhh… mass geli aduh ahhh…”, katanya bertubi-tubi.

Kemudian saya mulai mengemut payudara kanannya dan tangan kiriku meremas gunung satunya. Saya mulai menggigit putingnya yang sudah menegeras dan menyedot payudaranya dengan kekuatan vacum cleaner.

“Mas ngilu ahh… enak… terus mas ouch ouch”, desahanya sambil menggelinjang tak karuan.

Setelah cukup lama kemudian saya berpindah kepayudara kirinya dan tangan kanan saya meremas payudara kanannya yang basah terkena air liurku. Bedanya di payudara kiri terasa lebih keras dari pada yang kanan, saya pun sangat bersemangat. Kemudian setelah itu kedua tangan saya turun lagi dan menurunkan resletingnya di belakang celananya.

Kemudian setelah itu saya melepaskan kancingnya dan terlihatlah sebuah pemandangan yang nggak kalah serunya sama bukitnya. Terlihat pahanya mulus tak berbulu dan saya mulai mengelus-elus kedua tangan saya di pahanya. rupanya dia kegelian,

“Mas geli mas uhh”, katanya sambil bergoyang.

Setelah itu saya menurunkan celana dalamnya yang berwarna merah muda dan ada simbol talinya berwarna merah yang terlihat sudah basah di depannya.

“Mas jangan mas”.

Tapi tidak saya hiraukan perkataanya dan saya turunkan CD-nya dan terpampanglah sebuah vagina yang sudah basah. Menurutku Vaginanya lucu kalau sudah menggembung dengan warna pink merekah serta dihiasi asesoris bulunya yang tipis dan hitam itu. Setelah itu hidungku saya benamkan di lubanga vaginanya yang dahsyat itu.

“Eh mass mau diapain mass... ? ahhh mas geli mass uhh… ouch… ouch…”.

Saya gesekan ke atas dan ke kiri. Setelah itu, giliran lidah saya yang beraksi divaginanya. Saya memasukan lidah saya dan menggerayapi vaginanya. dia berdesah lebih keras lagi.

“Mas ach..ach terus mas”, katanya sambil menjambakku.

Kemudian akhirnya saya menemukan klitorisnya. Desahan nya lebih keras lagi.

“Mas, terus mas... jangan berhenti mas... terus ahhhhh... ahhhhh...”.

Kemudian setelah beberapa menit,

“Mas mau pipis mas”.

Setelah berselang beberapa detik dia memuncratkan cairannya ke muka saya.

“Mas maaf, nggak sengaja pipis dimuka mas, habis ga nahan mas”.

“Nggak papa kok”.

Saya yang saat itu masih berpakaian lengkap langsung saya buka sampai telanjang bulat. Rupanya dia ketakutan setelah melihat punya saya yang dihiasi bulu-bulu hitam.

“Mas saya takut mas…”.

“Udah, nggak papa kok, sekarang kamu emut kontol saya”.

“Di emut mas?”.

“Iya diemut”.

“Nggak mau ah mas, jijik mas”.

“Lho kan tadi saya emut itu kamu, masa punya saya yang diemut kok nggak mau”.

“Jorok mas, kan itu buat pipis”.

“Tenang Ningsih, saya kalo cebok selalu pake sabun, terus jembutnya saya shampoin kok, tenang aja rah”, kataku menyakinkan dia.

Setelah mendengarkan perkataanku akhirnya dia mulai mendekatakan mulutnya meskipun masih takut.

“Ayo Ningsih, pegang punya saya”.

“Iya mas”.

Tetapi tangannya hanya di keatas kan tidak menyentuhnya, karena tidak sabar saya menggapai tangannya dan langsung saya  dekatkan tangannya ke penisku dan saya tuntun tangannya untuk mengocok penis saya. Lalu kepalanya saya pegang dan saya dekatkan ke penis saya rasanya enak sekali. Walaupun awalnya rada sakit karena terkena giginya tapi lama-kelamaan teratur. Rasanya dikocokin sama orang yang biasa megang botol jamu lebih enak dan nyaman seperti pengocok profesional. Gerakan maju mundurnya sangat sempurna dan berirama.

“Aahh... Ningsih terus, kamu pintar ahh... terus Ningsih uhhhh...”, erangku saking enaknya.

Beberapa menit kemudian,

“Ningsih saya ingin keluar... aahhh...".

Dan akhirnya,

“Croottt... crooottt... croottt...”, saya mengeluarkan mani saya dimulutnya karena lupa memberitahukannya.

“Mas kok di mulut saya sih mas ?, kan jijik tau…”, katanya sambil membuang mani di mulutnya.

“Udah di telen aja”.

“Mas jangan sembarangan dong, masa ditelen?”.

“Kamu tau nggak, itu isinya protein semua, bahkan khasiatnya bisa ngalahin jamu kamu”.

“Ah mas kerjaannya bohong aja”.

“Mas nggak bohong, beneran lohh”.

“Kalo tau gitukan nggak saya buang mas, kalo gitu sekali-sekali dimasukin botol aja mas biar buat campuran jamu saya”.

"Ada-ada saja Ningsih ini".

“Ningsih tolong bikinin jamu penambah tenaga biar mas kuat”.

“Iya mas”.

Kemudian dia mulai mengeluaran gelas dan mulai meracik ramuan jamu kuat. Saya pun tidak tinggal diam langsung saja saya duduk dibelakangnya dan kedua tangan saya memilin-milin putingnya.

“Mas, nanti tumpah loo”.

Tapi tidak saya hiraukan malah saya sambil cium tengkuknya.

“Mas geli mas mau tumpah lo mas”.

Setelah jamunya jadi saya suruh Ningsih memasukannya ke mulutnya tapi tidak ditelan. Lalu saya suruh berbalik badan dan kami melakukan french kiss lagi dan mentransfer air jamunya ke mulut saya. Setelah jamunya habis saya telan, saya meremas payudaranya. Efek dari jamunya dahsyat, setelah beberapa detik meminumnya, badan saya terasa panas dan penis saya berdiri lagi. Setelaj kuperhatikan kontoku  ternyata urat-uratnya terlihat lebih menonjol dibanding sebelumnya dan saya suruh Ningsih untuk tiduran.

“Ningsih, kamu siap ya”.

“Iya mas. tapi janji beri saya kenikmatan tapi jangan beri saya anak ya mas”.

“Iya”.

Awalnya saya menggesek-gesekan terlebih dulu kontol saya ke sekitar lubangnya dan bermain-main sejenak di area itu.

“Mas enak mas... udah mass masukin saja mass... ahhhh...”.

Saya mulai memasukin liang surgawinya yang sangat kecil itu. Bayangkan, wanita yang meminum jamu rapet selama bertahun-tahun dan tidak pernah behubungan pasti sangat kecil dan mengalahkan lubang orang perawan. Tadi hampir saja saya tidak bisa melihat lubang kecilnya itu dibalik jembutnya. Sehinggga saya juga sedikit kesusahan karena terlalu sempit dengan perlahan-lahan saya akhirnya berhasil memasukan seperempat dan perlahan-lahan akhirnya penuh juga. Setelah semuanya sudah masuk baru saya tancap gas dengan gaya konvensional, saya mulai menjalankan kontak sexual.

“Aah... ah... ah... uh... mas... och... ouc... yess... ochhhh... ahhhh... terus... mas... ahhh...”, desahannya yang mengundang birahi siapapun yang mendengarkanya. enak sekali dijepit dengan vagina super sempit ini.

Enak sekali rasa empotan memeknya. Melihat payudaranya yang juga bergerak naik-turun menambah semangatku untuk memuaskannya. Setelah sepuluh menit dengan gaya konvensional, saya minta kepada Ningsih untuk berposisi doggy style. Sensasi yang berbeda dengan gaya ini, ini adalah posisi paling enak dengan bakul jamu ini. Tangan saya turu meremas pantatnya yang semok itu dan sesekali memukulnya, dan juga saya memegang rambutnya dan menariknya seperti naik kuda.

“Yes... yess... ah... ah... enak terus Ningsih...”.

Genjotannya WARR BIASA pijatanya yang memijat kontolku enak sekali dan beberapa menit kemudian si Ningsih akhirnya orgasme juga. Setelah itu saya capek menggoyangkan pinggang saya, saya suruh Ningsih sekarang untuk posisi woman on top (WOT). Sambil tiduran dengan Ningsih diatas saya sambil bergerak keatas-kebawah tangan saya meremas payudaranya yang extra besar dan extra empuk. Beberapa menit kemudian saya ingat janji saya pada Ningsih, ketika saya merasakan lahar putih panas saya akan muncrat maka dengan cepat kilat saya melepaskan kontol saya dari memek Ningsih. Tidak beberapa detika kemudian mani saya muncrat di lantai. Kami berdua menghentikan permainan ini karena permainan kami cukup lama, gara-gara pengaruh jamu kuatnya Ningsih bahkan Ningsih orgasme hingga 3kali.

“Gimana Ningsih, enak kan ?”.

“Iya mas, betul kata mas”.

“Lain kali kalo kamu mau kamu tinggal ke rumah saya kalo sedang liburan kesini”.

“Iya mas, terima kasih ya mas”.

“Iya”.

Kemudian kami saling bericiuman.

“Mas, saya hampir lupa, jamu sehat sama jamu kuat jadinya 7000 mas”, masih aja ingat jamunya.

“Ini Ningsih kamu saya kasih bonus jadi 50ribu”, (memang disini uang 20.000 saja sudah dibilang banyak). Cerita Sex

Setelah ini kami sering kontak fisik baik dirumahnya ketika anaknya kesekolah maupun dirumah saya dan tidak lupa saya kasih uang buat bayar sekolahan anaknya. Kadang-kadang kami sering threesome dengan pembantuku.
Nahh guys itu lah Cerita Sex Ngentot Wanita Tukang Jamu. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..

No comments: