Friday, January 19, 2018

Cerita Sex Keperawanan Anak Tante Marni

Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas tentang Cerita Sex Keperawanan Anak Tante Marni, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan dijamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.

Cerita Sex Keperawanan Anak Tante Marni
Cerita Sex Keperawanan Anak Tante Marni

Cerita Sex Keperawanan Anak Tante Marni

Cerita Dewasa - Hey para pengila cerita dewasa, perkenalkan nama saya Tepen, saya berusia 23 tahun, sekarang saya masih duduk dibangku kuliah disalah satu universitas pada Kota A. Saya akan berbagi cerita mesum dengan kalian. Kejadian ini terjadi sekitar awal bulan desember ketika saya liburan semester. Dimana pada waktu itu keadaan rumah saya sedang tidak ada orang kecuali saya. Ketika itu saya sedang enak-enaknya menonton televisi, tiba-tiba terdengar suara bel rumah berbunyi. Saya pun bergegas beranjak dan membuka pintu, Ketika saya membuka pintu, terlihatlah seorang gadis berwajah cantik, putih dan sangat menggemaskan. Dia mengenakan kaos ketat berwarna putih dan rok mini berwarna Merah.

“Emmm… Maaf dek, cari siapa yah ?”, saya bertanya.

Belum menjawab pertanyaan saya adek itupun balas bertanya pada saya.

“Eee… Apa benar ini rumah Om Bagas Kak ?”, tanyanya,

Saya pun sedikit terkejut, karena nama yang disebut oleh adek itu bukan lain adalah nama Ayah saya. Kemudian saya pun bertanya lagi kepada adek itu.

“Ditanya kok balik nanya sih dek, sebenernya Adek ini siapa kog tau nama Ayah saya ?”, tanyaku lagi.

Lagi-lagi adek itu tidak menjawab pertanyaan saya, hanya senyuman saja yang diberikannya. Tapi senyumannya manis sekali sih. Karena saya suka sekali melihat senyumannya.

“Iya benar, ini rumah Om Bagas. Sebenarya Adek ini siapa sih kok cuma senyum aja kalau ditanya sih”, saya pun menjawab pertanyaan adek itu.

Sembari terseyum akhirnya dia pun menjawab pertanyaan saya dan memperkenalkan dirinya.

“Iya deh aku jawab deh Kak. Namaku Rika kak, saya datang kemari karena disuruh Mamaku untuk menyampaikan sesuatu untuk Om Bagas Kak…”, jawabnya.

“Begitu dong, kalau gini kan enak”

Kemudian saya mempersilakan dia masuk ke rumah.

“Yaudah masuk dulu ayo Dek ! nggak enakan kalau bicara di depan pintu kayak gini, ayo masuk”, ajak saya pada Rika.

Setelah berbicara sebentar di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, saya mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan Ayahku.

“Kalau boleh tau, Adek ini siapa yah ?”.

“Hihihi…”, dia tertawa, saya jadi heran, tetapi dia malah tertawa.

“Kalau ngga salah, pasti Kakak ini Kak Tepen yah ?”, sambungnya.

“Kok Adek tau nama Kakak?”, tanya saya penuh kebinggungan.

“Tau dong Kak”, jawabnya sembari tertawa.

“Masa Kakak lupa sama saya sih ? Saya Rika, Kak. Saya anaknya tante Marni”, ucapnya menjelaskan pada saya. Cerita Sex Dewasa

Saya terkejut,

“Ouh… jadi kamu anaknya tante Marni ?”, tambahku,

Saya jadi termangu. Saya baru ingat kalau tante Marni punya anak, namanya Rika. Waktu itu saya masih SMA kelas 3 dan Rika kelas 3 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu saya pergi ke Australia sekitar 1 tahun. Sekembalinya dari Australia saya tidak pernah ke rumahnya karena sibuk kuliah. Sudah kira-kira tiga tahun kami tidak berjumpa, sampai saya mahasiswa tingkat 6, saya tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.

Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri.

“Bagaimana kabar mamamu ?”, tanya saya.

“Baik kak, kakak sendiri bagaimana kabarnya”, jawabnya.

“Ya gini deh, seperti yang adek lihat, baik-baik ajakan…”, jawab saya.

Kemudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, Ayahku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal. Lalu saya balik bertanya dengan penasaran.

“Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih…?”

Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, saya memperhatikan dirinya penasaran. Tiba-tiba dia bicara,

“Ternyata Kakak ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang”

Saya jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adek ini ada-ada saja pikirku.

“Ternyata tante Marni punya anak cantik juga” kataku balik memuji, dia hanya tersenyum saja.

“Om Bagas kemana Kak ?”, dia bertanya membuka keheningan.

“Belum pulang kerja”, jawabku.

“Hmmm…”, gumamnya.

“Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya Kak !”, memastikan.

“Iya oke”, jawabku pasti.

“Jangan lupa yah !”, lebih memastikan.

“Iya…”, saya tegaskan lagi.

“Oke deh… kalau gitu Rika pamit dulu yah… ngga bisa lama-lama nih… mama bilang jangan lama-lama”, jelasnya.

“Pamit yah Kak!”, tambahnya.

“Oke deh”, mengiyakan.

“Hati-hati yah!”, sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.

Dia hanya tersenyum menjawabnya, “Iya Kak”

Nah, sebelum dia melangkahkan kaki keluar pintu, detik itu jugalah momen pun terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.

“Waduh… buat apa itu tadi?”, tanya saya bodoh. Dia hanya tersenyum.

“Kakak ganteng deh”, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.

Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, saya menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan saya hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Saya memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertama saya tadi. Mumpung rumah sepi, kesempatan nih (pikirku dalam hati). Lalu saya pun memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.

Jangan Lupa Baca Juga : Cerita Seks Guruku Mengandung Anak Ku.

“Ssshhh… ahhh… eummmm…”, desah kecilnya.

Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 34B besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan naluri kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Saya belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Dan saya terus meraba bokongnya yang montok dan kenyal itu.

“Seperti penyanyi saja”, gumamku dalam hati.

Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya saya buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Saya dengan gemesnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan saya turunkan hingga terbuka semuanya. Saya melihat celana dalam warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.

“Jangan Kak…! Jangan Kak…!”, dia memohon, tetapi saya yang sudah dirasuki setan cuek saja terhadap permohonannya.

Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik celana dalamnya perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Saya melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat. Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya.

Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal celana dalam saja tetapi kontolku sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan kontolku sehingga saya langsung meraba hutannya. Kusibak hutannya dan saya menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku. Cerita Seks

“Ahh… ohh… yaa…”, desahnya.

Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutannya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga muka saya terbenam dalam hutannya. Saya tidak bisa bernafas. Saya terus hajar hutannya.

“Hauhh… ahh… yahh… huhhh…”, terdengar suara desahya.

Saya terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga saya bisa nafas dengan bebas kembali. Saya terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutannya, kuhisap lagi payudaranya, kiri dan kanan.

“Kak… saya udah ngga tahan nih… mau pipis…”, desahnya.

Lalu kupercepat lagi hisapanku, dia merintih,

“Ahh… oohhh… yahh… serrrr… aku pipis kak…”, dia lemas. Ternyata dia sudah Orgasme.

Kubuka celana dalamku dan kukeluarkan kontolku. Taksiranku, kejantananku kira-kira 13 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kontolku ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

“Aduh… sakit Kak… sakit…”, rintihnya.

Saya berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok hutannya kembali. Kusodok terus dengan hati-hati, saya tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat Orgasme tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.

“Aduh… sakit Kak…”

“Tahan dikit yah… Adekku manis…ngga sakit kok… cuman sebentar aja sakitnya…”, bisikku di daun telinganya.

Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala kontolku, terus kusodok agak keras biar masuk semua.

“Slupp… blesss…”, dan akhirnya masuk juga kontolku.

Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit saya berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. kontolku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi kontolku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

“Ahh… auuohhh… yahh… terus Kak…”, pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.

“Auoohhh… ahhh… yahh… uhhh… terus Kak!”, kakinya dililitkan ke pinggangku.

“Ahh… yaa…”, rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.

“Selupp… selup…”, suara kontolku keluar masuk,

Saya juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap menarik kontolku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.

“Yahh… aouuhh… yahh…”, suara saya tanpa sadar karena nikmatnya.

“Kak… enak Kak”, kusodok terus.

“Uohh… ahhh… yahh… terusss Kak! Yahh… yahh… ngga tahan nih Kak…”, dia terus berkicau keenakan.

“Ouuhh… yahh… aouuhh… yaa… i coming… yes…”, terus dia berkicau.

Entah apa katanya, saya tidak tahu karena saya juga merasakan sedotan dalam hutannya semakin kuat. Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Saya terus meyodok dan tidak henti-henti.

“Uuuhhh… ahhh… yahh… yaa… mau keluar nih Kak…”

“Slerrrr…”, dia keluar, terasa di kepala kontolku. Dia mendapatkan Orgasme yang kedua kalinya.

Saya terus memacu terus mengejar Orgasmeku.

“Yahh… aouuu… yahh…”, ada denyutan di kepala kontolku.

“Yahh… ahhh…”

Akhirnya saya keluar juga, kemudian kutarik kontolku keluar, dan kuarahkan ke perutnya. Air maniku ngecrot sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.

“Terima kasih…”, saya ucapkan.

Kulihat ada bercak darah di sprei, ternyata darah perawannya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba kontolku mendadak bergetar lagi melihat bokongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.

“Aduh…”, gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

Dia terangsang kembali, kuremas payudaranya, saya berdengus.

“Ahh… aouhhh… yaaa”

“Crottt… croottt… crottt…”, kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.

Kami terus bermain sampai tiga kali. Saya teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Rika mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.

“Terima kasih yah Kak”, ucapnya.

Saya tersenyum saja dan saya mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya.

“Kapan-kapan kita main lagi yah !”, ucapku.

Dia hanya tersenyum dan,

“Iya kak… Emuaach”, jawabnya sambil mengecup bibirku. Cerita Sex

Singkat cerita setelah kami berpakain dan merapikan diri, lalu kuantar Rika ke depan rumah, dan tak lupa ciuman perpisahan sebelum dia pulang di daratkan kebibirku. Saya hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih, mungkin Rika masih terasa nyeri akibat hubungan Sex tadi. Sungguh hari yang indah dan penuh keberuntungan sekali hari ini bagi saya.

Jangan Lupa Baca Juga : Cerita Dewasa Janda Chinese.

Nahh guys itu lah Cerita Sex Keperawanan Anak Tante Marni. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..

No comments: